Dolar AS menguat di tengah meningkatnya imbal hasil obligasi
17 Mei 2018 08:13 WIB
Ilustrasi - Petugas menghitung pecahan dolar Amerika di salah satu gerai penukaran mata uang di Kwitang, Jakarta Pusat, Selasa (8/5/2018). (ANTARA /Sigid Kurniawan)
New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena imbal hasil obligasi pemerintah AS mencapai tertinggi baru.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10-tahun mencapai rekor tertinggi baru di 3,1 persen pada Rabu (16/5).
Imbal hasil, sebuah barometer untuk suku bunga kredit pemilikan rumah dan instrumen keuangan lainnya, baru-baru ini melonjak didorong tanda-tanda meningkatnya inflasi, yang memicu spekulasi pasar untuk kenaikan suku bunga yang lebih banyak tahun ini.
Probabilitas bahwa bank sentral AS akan menaikkan suku bunga acuannya untuk keempat kalinya tahun ini meningkat di atas 50 persen untuk pertama kalinya, menurut alat pelacakan FedWatch CME.
Para analis mencatat bahwa meningkatnya kekhawatiran geopolitik ditambah jatuhnya pasar saham, juga membuat latar belakang yang baik untuk mata uang safe haven.
Di sisi ekonomi, produksi industri AS naik 0,7 persen pada April, mengalahkan ekspektasi sebesar 0,6 persen, menurut statistik yang dirilis oleh Federal Reserve pada Rabu (16/5).
Sementara itu, rumah yang baru dibangun, yang dimiliki secara pribadi pada April berada di tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 1,287 juta unit, lebih rendah dari ekspektasi pasar, seperti dilaporkan Departemen Perdagangan AS.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, meningkat 0,2 persen menjadi 93,407 di akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1802 dolar AS dari 1,1850 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3482 dolar AS dari 1,3510 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7515 dolar AS dari 0,7473 dolar AS.
Dolar AS dibeli 110,26 yen Jepang, lebih rendah dari 110,33 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 1,0013 franc Swiss dari 1,0019 franc Swiss, dan jatuh ke 1,2791 dolar Kanada dari 1,2863 dolar Kanada, demikian Xinhua.
(UU.A026)
Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10-tahun mencapai rekor tertinggi baru di 3,1 persen pada Rabu (16/5).
Imbal hasil, sebuah barometer untuk suku bunga kredit pemilikan rumah dan instrumen keuangan lainnya, baru-baru ini melonjak didorong tanda-tanda meningkatnya inflasi, yang memicu spekulasi pasar untuk kenaikan suku bunga yang lebih banyak tahun ini.
Probabilitas bahwa bank sentral AS akan menaikkan suku bunga acuannya untuk keempat kalinya tahun ini meningkat di atas 50 persen untuk pertama kalinya, menurut alat pelacakan FedWatch CME.
Para analis mencatat bahwa meningkatnya kekhawatiran geopolitik ditambah jatuhnya pasar saham, juga membuat latar belakang yang baik untuk mata uang safe haven.
Di sisi ekonomi, produksi industri AS naik 0,7 persen pada April, mengalahkan ekspektasi sebesar 0,6 persen, menurut statistik yang dirilis oleh Federal Reserve pada Rabu (16/5).
Sementara itu, rumah yang baru dibangun, yang dimiliki secara pribadi pada April berada di tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 1,287 juta unit, lebih rendah dari ekspektasi pasar, seperti dilaporkan Departemen Perdagangan AS.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, meningkat 0,2 persen menjadi 93,407 di akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1802 dolar AS dari 1,1850 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3482 dolar AS dari 1,3510 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7515 dolar AS dari 0,7473 dolar AS.
Dolar AS dibeli 110,26 yen Jepang, lebih rendah dari 110,33 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 1,0013 franc Swiss dari 1,0019 franc Swiss, dan jatuh ke 1,2791 dolar Kanada dari 1,2863 dolar Kanada, demikian Xinhua.
(UU.A026)
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018
Tags: