Fadli Zon buka Pameran Keris Nusantara
16 Mei 2018 21:53 WIB
Ilustrasi - Sejumlah pelajar mengamati koleksi keris yang dipamerkan pada pameran pusaka di Pendopo Indramayu, Jawa Barat, Kamis (28/9/2017). (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)
Jakarta (ANTARA News) - Ketua umum Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI), Fadli Zon membuka acara pameran Keris Nusantara ‘The Spirit of Keris Nusantara’ di Resto Tugu Kunstkring Paleis, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, yang akan berlangsung hingga 21 Maret 2018.
Puluhan Keris Nusantara yang dipamerkan diantaranya Keris Jawa, Keris Bali, Keris Sumbawa, dan Keris Lombok.
Dalam sambutannya, Fadli Zon menyampaikan bahwa pameran ini adalah bagian dari upaya SNKI untuk menarik perhatian publik kepada pelestarian keris dan senjata-senjata tradisional lainnya. SNKI terus berkomitmen untuk mengenalkan, melestarikan, serta memberikan edukasi kepada masyarakat terkait perkerisan di Indonesia.
"Sebagai karya budaya yang telah hadir dan berkembang dalam kehidupan bangsa kita selama hampir 10 abad, keris memiliki sejarah panjang dan berperan penting dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Keris sarat dengan simbol-simbol yang menggambarkan falsafah serta nilai – nilai luhur yang di ajarkan oleh para leluhur kita," kata Fadli dalam keterangan tertulisnya.
Fadli mengatakan, meskipun sudah berjalan 13 tahun sejak keris mendapatkan pengakuan UNESCO sebagai A Masterpice of The Oral and Intengible Heritage of Humanity, keris masih belum begitu populer di masyarakat seperti warisan budaya Batik atau Wayang.
Kecenderungan masyarakat dalam melihat dan menilai sebuah keris hanya dari sisi mistik atau gaibnya saja, katanya.
"Hal ini yang menjadikan keris lebih dianggap sebagai benda keramat dan menakutkan. Pemahaman salah kaprah inilah yang akhirnya menghilangkan nilai artistik, estetik dan etik sebuah karya cipta budaya warisan para leluhur bangsa"
Pada kesempatan inilah, SNKI hadir untuk terus memberikan pemahaman dan pengertian agar dapat mengubah cara pandang masyarakat dalam menilai sebuah keris.
Tantangan ke depan adalah selain menggelar pameran-pameran, SNKI perlu meningkatkan penelitian keris secara ilmiah.
Pasalnya, selama ini buku yang membahas mengenai keris masih sangat terbatas atau bahkan bisa dikatakan langka. Penelitian dan peneribitan buku-buku perkerisan menjadi sarana efektif dalam memberikan edukasi dan apresiasi terhadap keris.
Fadli Zon juga menyampaikan Pameran SNKI pekan ini difokuskan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya bagi generasi muda.
"Dari pameran kali ini, tujuan SNKI adalah menyebarluaskan budaya perkerisan yang lebih pada persoalan esensialnya, yaitu koridor makna nilai. Nilai tentang simbol, teknologi, sejarah, dan lain sebagainya yang sangat luas. Oleh karena itu di pameran kali ini, setiap keris kita lampirkan deskripsi yang menjelaskan dari berbagai esensi tersebut. Sehingga keris dapat dijadikan sebagai indentitas pemersatu bangsa yang berbudaya tinggi dan lekat dengan masyarakat kita" ungkap Fadli Zon.
Puluhan Keris Nusantara yang dipamerkan diantaranya Keris Jawa, Keris Bali, Keris Sumbawa, dan Keris Lombok.
Dalam sambutannya, Fadli Zon menyampaikan bahwa pameran ini adalah bagian dari upaya SNKI untuk menarik perhatian publik kepada pelestarian keris dan senjata-senjata tradisional lainnya. SNKI terus berkomitmen untuk mengenalkan, melestarikan, serta memberikan edukasi kepada masyarakat terkait perkerisan di Indonesia.
"Sebagai karya budaya yang telah hadir dan berkembang dalam kehidupan bangsa kita selama hampir 10 abad, keris memiliki sejarah panjang dan berperan penting dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Keris sarat dengan simbol-simbol yang menggambarkan falsafah serta nilai – nilai luhur yang di ajarkan oleh para leluhur kita," kata Fadli dalam keterangan tertulisnya.
Fadli mengatakan, meskipun sudah berjalan 13 tahun sejak keris mendapatkan pengakuan UNESCO sebagai A Masterpice of The Oral and Intengible Heritage of Humanity, keris masih belum begitu populer di masyarakat seperti warisan budaya Batik atau Wayang.
Kecenderungan masyarakat dalam melihat dan menilai sebuah keris hanya dari sisi mistik atau gaibnya saja, katanya.
"Hal ini yang menjadikan keris lebih dianggap sebagai benda keramat dan menakutkan. Pemahaman salah kaprah inilah yang akhirnya menghilangkan nilai artistik, estetik dan etik sebuah karya cipta budaya warisan para leluhur bangsa"
Pada kesempatan inilah, SNKI hadir untuk terus memberikan pemahaman dan pengertian agar dapat mengubah cara pandang masyarakat dalam menilai sebuah keris.
Tantangan ke depan adalah selain menggelar pameran-pameran, SNKI perlu meningkatkan penelitian keris secara ilmiah.
Pasalnya, selama ini buku yang membahas mengenai keris masih sangat terbatas atau bahkan bisa dikatakan langka. Penelitian dan peneribitan buku-buku perkerisan menjadi sarana efektif dalam memberikan edukasi dan apresiasi terhadap keris.
Fadli Zon juga menyampaikan Pameran SNKI pekan ini difokuskan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya bagi generasi muda.
"Dari pameran kali ini, tujuan SNKI adalah menyebarluaskan budaya perkerisan yang lebih pada persoalan esensialnya, yaitu koridor makna nilai. Nilai tentang simbol, teknologi, sejarah, dan lain sebagainya yang sangat luas. Oleh karena itu di pameran kali ini, setiap keris kita lampirkan deskripsi yang menjelaskan dari berbagai esensi tersebut. Sehingga keris dapat dijadikan sebagai indentitas pemersatu bangsa yang berbudaya tinggi dan lekat dengan masyarakat kita" ungkap Fadli Zon.
Pewarta: Unggul Tri Ratomo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: