Polda Sulsel: hanya Papua-NTT yang tidak ada jaringan ISISnya
16 Mei 2018 18:36 WIB
Dokumentasi Tersangka teroris SH (kanan) dan AR (kiri) dikawal ketat petugas Densus 88 Antiteror saat rekonstruksi rencana pembuatan bom di Kiaracondong, Bandung, Jawa Barat, Kamis (26/10/2017). Tim Densus 88 Antiteror melakukan rekonstruksi penangkapan 5 orang teroris diantaranya AK, AR, YF, SH dan R yang termasuk dalam jaringan JAD Bandung Raya dibawah naungan ISIS Bahrum Naim. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Makassar, 16/5 (ANTARA News) - Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan menegaskan jika hanya dua dari 35 provinsi di Indonesia yang tidak ada jaringan organisasi terlarangnya seperti kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yakni Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Dari 35 provinsi di Indonesia yang tidak ada jaringan ISISnya itu hanya Papua dan NTT. Selain dari itu semuanya sudah menyebar di semua provinsi di Indonesia," jelas Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani di Makassar, Rabu.
Ia mengatakan, berdasarkan pendataan dan pemantauan yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) jaringan kelompok radikal ISIS ini tersebar di hampir seluruh Indonesia.
Para jaringan kelompok terlarang ini umumnya sudah pernah menjadi relawan di negara-negara konflik seperti Suriah dan pernah menjadi tentara sebelum pulang ke negaranya masing-masing.
Dicky mengaku jika pihaknya sudah mendata semua jaringan relawan-relawan tentara ISIS ini baik saat sedang meninggalkan Indonesia maupun setelah kembalinya ke Indonesia.
"Jadi mereka semua yang kembali ke Indonesia sudah tersebar di mana-mana. Mereka kembali beraktivitas seperti biasanya, tapi tetap dalam pemantauan," tegasnya.
Disebutkannya, para mantan tentara ISIS ini ada yang setelah kembalinya dari Suriah sudah mulai bertobat dan tidak lagi aktif dalam jaringan-jaringan radikal, ada juga yang masih aktif.
Pihaknya menyebut jaringan mereka ini dengan sel-sel setibanya di negara asalnya seperti Indonesia. Mereka pun ada yang aktif kembali dan ada juga yang sudah bertobat.
"Mereka ini terbagi-bagi, ada yang sel-selnya masih hidup, ada juga yang sel-selnya sedang tidur. Yang sel-sel hidup ini dalam pemantauan ketat, yang sel-sel tidur pun demikian. Jangan sampai mereka kembali bergabung karena solidaritas itu," ucapnya.
"Dari 35 provinsi di Indonesia yang tidak ada jaringan ISISnya itu hanya Papua dan NTT. Selain dari itu semuanya sudah menyebar di semua provinsi di Indonesia," jelas Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani di Makassar, Rabu.
Ia mengatakan, berdasarkan pendataan dan pemantauan yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) jaringan kelompok radikal ISIS ini tersebar di hampir seluruh Indonesia.
Para jaringan kelompok terlarang ini umumnya sudah pernah menjadi relawan di negara-negara konflik seperti Suriah dan pernah menjadi tentara sebelum pulang ke negaranya masing-masing.
Dicky mengaku jika pihaknya sudah mendata semua jaringan relawan-relawan tentara ISIS ini baik saat sedang meninggalkan Indonesia maupun setelah kembalinya ke Indonesia.
"Jadi mereka semua yang kembali ke Indonesia sudah tersebar di mana-mana. Mereka kembali beraktivitas seperti biasanya, tapi tetap dalam pemantauan," tegasnya.
Disebutkannya, para mantan tentara ISIS ini ada yang setelah kembalinya dari Suriah sudah mulai bertobat dan tidak lagi aktif dalam jaringan-jaringan radikal, ada juga yang masih aktif.
Pihaknya menyebut jaringan mereka ini dengan sel-sel setibanya di negara asalnya seperti Indonesia. Mereka pun ada yang aktif kembali dan ada juga yang sudah bertobat.
"Mereka ini terbagi-bagi, ada yang sel-selnya masih hidup, ada juga yang sel-selnya sedang tidur. Yang sel-sel hidup ini dalam pemantauan ketat, yang sel-sel tidur pun demikian. Jangan sampai mereka kembali bergabung karena solidaritas itu," ucapnya.
Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: