Yogyakarta (ANTARA News) - Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta mulai mengintensifkan pekerjaan pembangunan drainase seiring penyelesaian lelang bagi seluruh paket pekerjaan drainase tahun ini.

"Saat ini, ada beberapa pekerjaan pembangunan drainase yang kami lakukan. Lokasinya tersebar di beberapa titik," kata Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta, Aki Lukman di Yogyakarta, Rabu.

Menurut Aki, pekerjaan pembangunan drainase yang sedang dilakukan di antaranya berada di Jalan Gedongkuning, di Prawirotaman, Jalan Gemini, di Tegalrejo, dan Jalan Bimasakti.

Khusus untuk pekerjaan drainase di Jalan Gedongkuning dilakukan dengan mengubah konstruksi saluran drainase menjadi lebih besar untuk meningkatkan kapasitas.

"Di lokasi tersebut, konstruksi saluran awal belum bagus dan saluran kerap tersumbat karena ukurannya kecil," katanya.

Sedangkan pekerjaan perbaikan drainase di Jalan Babaran yang menelan dana cukup besar sekitar Rp13 miliar baru akan dimulai usai Lebaran.

"Sosialisasi ke masyarakat sudah terus kami lakukan. Saat ini, kami tengah melakukan persiapan dengan memesan `box culvert` sebagai dinding saluran drainase," katanya.

Aki menyebut, kondisi drainase di Jalan Babaran kerap ambles karena berbagai sebab, di antaranya usia drainase sudah tua, konstruksi tidak terlalu bagus, serta adanya pengaruh akibat gempa Yogyakarta pada 2006.

"Sepanjang tahun ini, sudah ada empat kali kejadian drainase di Jalan Babaran ambles. Sayangnya, lokasi ambles tidak masuk dalam kegiatan perbaikan drainase tahun ini karena perbaikan drainase akan dilakukan bertahap," katanya.

Untuk sementara, saluran drainase yang ambles akan diperbaiki oleh petugas swakelola. "Lokasi drainase yang kerap ambles baru akan kami perbaiki pada 2019," katanya.

Selain drainase, sejumlah pekerjaan yang juga mulai dilakukan adalah perbaikan talud, salah satunya di talud Sungai Code di belakang Masjid Syuhada, serta beberapa talud yang rusak akibat luapan air sungai akibat Badai Cempaka pada akhir November 2017.

"Seluruh pekerjaan fisik, akan kami hentikan pada H-7 hingga H+7 Lebaran. Kondisi sekitar proyek juga harus bersih," katanya.

Baca juga: 28 drainase di Yogyakarta terganggu

Baca juga: Yogyakarta bersihkan drainase akibat abu vulkanik