Jakarta (ANTARA News) - Sebagian besar penyakit komplikasi akibat hipertensi seperti gagal ginjal atau penyakit jantung dikarenakan pasien yang tidak teratur minum obat untuk mengelola tekanan darah tinggi, kata dokter spesialis penyakit dalam Profesor Dr dr Suhardjono SpPD.
"Kebanyakan pasien ginjal salah satu di antaranya karena hipertensi," kata Suhardjono di kantor Kementerian Kesehatan Jakarta, Rabu.
Suhardjono yang merupakan anggota PB Persatuan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia mengatakan bahwa penyakit tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronik yang memerlukan obat secara rutin.
"Semua penyakit kronik harus minum obat setiap hari. Kalau tidak minum obat kalau di-stop mendadak dikhawatirkan akan naik," jelas Suhardjono.
Menurut dia sebagian besar hipertensi tidak diketahui sebabnya atau hipertensi primer sehingga harus mengonsumsi obat setiap hari.
Dia juga menerangkan usia seseorang berkolerasi terhadap penyakit hipertensi. Semakin lanjut usia seseorang semakin tinggi risiko terkena hipertensi.
Baca juga: Tekanan darah Anda tinggi? Lakukan ini
Baca juga: Penyakit ginjal makin banyak menghinggapi kaum muda
Penyakit hipertensi bisa dikelola agar tekanan darah tetap normal selain dengan obat juga dengan menjaga berat badan, banyak makan sayur dan buah, batasi konsumsi gula garam lemak, beraktivitas fisik, berhenti merokok, dan kendalikan stress.
Jika tekanan darah di bawah 120/80 atau kurang dari 120 mmHg tekanan darah sistolik dan kurang dari 80 mmHg tekanan darah diastolik, dikategorikan normal.
Namun jika tekanan darah kurang dari 140/90 namun di atas 120/80, itu memiliki risiko menjadi hipertensi. Sedangkan jika tekanan darah di atas 140/90 dikategorikan sudah hipertensi dan disarankan untuk memeriksakan ke dokter untuk pengobatan dan membantu pencegahan penyakit jantung dan stroke. ?
Komplikasi hipertensi banyak disebabkan tak teratur minum obat
16 Mei 2018 15:52 WIB
Ilustrasi seseorang tengah memeriksakkan tekanan darahnya di Jakarta, Selasa (31/3). (ANTARA News/ Lia Wanadriani Sa)
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018
Tags: