Duka meliputi keluarga polisi korban serangan teror di Mapolda Riau
16 Mei 2018 14:27 WIB
Petugas kepolisian mengevakuasi dua jenazah pelaku penyerangan di jalan pintu masuk Polda Riau di Pekanbaru, Riau, Rabu (16/5/2018). Sejumlah pria menggunakan mobil minibus mencoba menerobos dan melakukan penyerangan ke Polda Riau sekitar pukul 09.00 Wib. (ANTARA /Retmon)
Pekanbaru, Riau (ANTARA News) - Suasana duka meliputi rumah keluarga almarhum Ipda Auzar di Jl Bambu Kuning I Kecamatan Tenayan Raya, Rabu sekitar pukul 13.30 WIB, ketika jenazah korban serangan teror di Markas Polda Riau itu tiba.
Keluarga terlihat masih syok saat ratusan pelayat berdatangan untuk menyampaikan belasungkawa dan membantu menyiapkan pemakaman jenazah polisi yang lahir di Tanjung Alam pada 9 November 1962 itu.
Ipda Auzar meninggalkan seorang istri, tiga anak dan satu cucu. Para tetangga mengenal Ipda Auzar sebagai sosok yang berjiwa sosial tinggi.
"Almarhum adalah tetangga yang luar biasa, jiwa sosialnya tinggi untuk kegiatan masyarakat. Terutama kegiatan di tiga masjid yang ada di sekitar tempat tinggalnya," kata Erwin (42), tetangga yang tinggal di depan rumah almarhum.
"Ketika mendengar almarhum jadi korban teror di Polda Riau, warga sangat terpukul," katanya.
Di antara pelayat yang mendatangi rumah duka, juga ada anggota komunitas pencinta sepeda tua atau ontel.
Ketua Laskar Sepeda Tua Pekanbaru Fajar Daulay menuturkan Ipda Auzar dalam lima tahun terakhir aktif dalam komunitas tersebut.
"Dia selalu dukung segala sesuatu, material dan moril, dan cinta sama sepeda ontel. Dia tidak malu pake baju dinas polisinya setiap kegiatan, terutama saat Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus dan Hari Pahlawan 10 November. Jadi kami merasa kehilangan," katanya.
Menurut Fajar pekan lalu Ipda Auzar sempat naik ontel bersama anggota komunitas keliling Kota Pekanbaru.
"Yang saya salut dari Beliau adalah, dia sering ke kantor dan kegiatan lainnya pake sepeda ontel tua itu," kata Fauzar mengenang Ipda Auzar, yang semasa hidup merupakan Pegawai Administrasi 2 SIM di Subditregident Ditlantas Polda Riau.
Jenazah Ipda Auzar rencananya dimakamkan sore ini di TPU Mayang Sari, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru.
Baca juga:
Polda Riau: teroris serang polisi dengan pedang samurai
Polda Riau benarkan seorang anggotanya tewas
Keluarga terlihat masih syok saat ratusan pelayat berdatangan untuk menyampaikan belasungkawa dan membantu menyiapkan pemakaman jenazah polisi yang lahir di Tanjung Alam pada 9 November 1962 itu.
Ipda Auzar meninggalkan seorang istri, tiga anak dan satu cucu. Para tetangga mengenal Ipda Auzar sebagai sosok yang berjiwa sosial tinggi.
"Almarhum adalah tetangga yang luar biasa, jiwa sosialnya tinggi untuk kegiatan masyarakat. Terutama kegiatan di tiga masjid yang ada di sekitar tempat tinggalnya," kata Erwin (42), tetangga yang tinggal di depan rumah almarhum.
"Ketika mendengar almarhum jadi korban teror di Polda Riau, warga sangat terpukul," katanya.
Di antara pelayat yang mendatangi rumah duka, juga ada anggota komunitas pencinta sepeda tua atau ontel.
Ketua Laskar Sepeda Tua Pekanbaru Fajar Daulay menuturkan Ipda Auzar dalam lima tahun terakhir aktif dalam komunitas tersebut.
"Dia selalu dukung segala sesuatu, material dan moril, dan cinta sama sepeda ontel. Dia tidak malu pake baju dinas polisinya setiap kegiatan, terutama saat Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus dan Hari Pahlawan 10 November. Jadi kami merasa kehilangan," katanya.
Menurut Fajar pekan lalu Ipda Auzar sempat naik ontel bersama anggota komunitas keliling Kota Pekanbaru.
"Yang saya salut dari Beliau adalah, dia sering ke kantor dan kegiatan lainnya pake sepeda ontel tua itu," kata Fauzar mengenang Ipda Auzar, yang semasa hidup merupakan Pegawai Administrasi 2 SIM di Subditregident Ditlantas Polda Riau.
Jenazah Ipda Auzar rencananya dimakamkan sore ini di TPU Mayang Sari, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru.
Baca juga:
Polda Riau: teroris serang polisi dengan pedang samurai
Polda Riau benarkan seorang anggotanya tewas
Pewarta: Febrianto Budi Anggoro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: