Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menegaskan bahwa pemerintah menjamin pendidikan semua anak, termasuk anak pelaku bom bunuh diri di Markas Polrestabes Surabaya pada Senin (14/5) yang selamat.

"Siapa pun anak itu harus dijamin pendidikannya. Kita tidak boleh melihat dia anak siapa, harus non-diskriminasi, itu prinsip pendidikan kita," kata Muhadjir di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Rabu siang.

Namun, ia mengatakan, saat ini pemerintah masih mengutamakan upaya penyembuhan bagi anak-anak yang keluarganya terlibat dalam aksi teror dan tewas.

"Kita lihatlah nanti, kita juga belum tahu. Biar sembuh dulu," katanya.

Muhadjir juga mengimbau masyarakat mempersepsikan anak-anak yang terlibat dalam aksi teror sebagai korban, bukan pelaku.

"Karena pada dasarnya mereka korban, dan mereka punya teman-teman, jadi kalau sampai kemudian nanti menciptakan traumatis kepada teman-teman sejawatnya, itu risikonya terlalu berat," katanya.

Tri Murtiono bersama istrinya Tri Ernawati serta anak mereka yang bernama Muhammad Dafa Amin Murdana, Muhammad Dana Satria Murdana dan Aisya Azahra Putri secara bersamaan meledakkan bom bunuh diri di depan pintu masuk kantor Polrestabes Surabaya pada Senin (14/5) pagi.

Akibat ledakan itu Tri Murtiono, istri dan dua anaknya tewas, sementara putrinya Aisya berhasil diselamatkan oleh petugas kepolisian.