KCNA: Korea Utara ancam batalkan pertemuan dengan AS
16 Mei 2018 10:33 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo, Rabu (9/5/2018), dalam foto yang disiarkan oleh Pusat Agensi Berita Korea Utara, Kamis (10/5/2018), di Pyongyang. (KCNA/via REUTERS)
Seoul, Korea Selatan (ANTARA News) - Korea Utara pada Rabu mengancam akan membatalkan pertemuan tingkat tinggi mendatang antara pemimpin Kim Jong-un dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump jika Washington terus mendesakkan permintaan utama agar Pyongyang secara sepihak menyerahkan simpanan nuklirnya menurut siaran kantor berita pemerintah Korea Utara, KCNA.
Jika pemerintah Trump "memojokkan kami dan secara sepihak menuntut kami menyerahkan senjata nuklir, kami tidak lagi tertarik berunding dan akan mempertimbangkan kembali apakah kami akan menerima pertemuan tingkat tinggi DPRK-AS yang akan datang," kata wakil menteri luar negeri pertama, Kim Kye Gwan, dalam sebuah pernyataan yang disiarkan KCNA dan dikutip AFP.
KCNA pada Rabu juga menyiarkan laporan ke publik mengenai respons pemerintah terhadap latihan militer gabungan Korea Selatan dan AS selama 11 sampai 25 Mei, yang disebut sebagai "persiapan untuk melancarkan serangan udara ke DPRK" dan "provokasi jahat".
Dalam laporannya, KCNA antara lain menyebutkan "Deklarasi Panmunjeom tidak akan diterapkan oleh upaya sepihak dari pihak tunggal, dan hanya akan membuahkan hasil baik ketika kedua pihak menciptakan kondisi dan iklim yang mendukung dengan menggabungkan usaha-usaha mereka".
"AS mesti berpikir dua kali mengenai nasib pertemuan tingkat tinggi DPRK-AS yang sekarang menjadi agenda teratas sebelum melakukan kegiatan militer provokatif terhadap DPRK bersama dengan otoritas Korea Selatan," demikian siaran KCNA. (mu)
Baca juga:
Trump dan Kim Jong-un bertemu di Singapura pada 12 Juni
Pemimpin dua Korea awali babak sejarah baru di Panmunjeom
Jika pemerintah Trump "memojokkan kami dan secara sepihak menuntut kami menyerahkan senjata nuklir, kami tidak lagi tertarik berunding dan akan mempertimbangkan kembali apakah kami akan menerima pertemuan tingkat tinggi DPRK-AS yang akan datang," kata wakil menteri luar negeri pertama, Kim Kye Gwan, dalam sebuah pernyataan yang disiarkan KCNA dan dikutip AFP.
KCNA pada Rabu juga menyiarkan laporan ke publik mengenai respons pemerintah terhadap latihan militer gabungan Korea Selatan dan AS selama 11 sampai 25 Mei, yang disebut sebagai "persiapan untuk melancarkan serangan udara ke DPRK" dan "provokasi jahat".
Dalam laporannya, KCNA antara lain menyebutkan "Deklarasi Panmunjeom tidak akan diterapkan oleh upaya sepihak dari pihak tunggal, dan hanya akan membuahkan hasil baik ketika kedua pihak menciptakan kondisi dan iklim yang mendukung dengan menggabungkan usaha-usaha mereka".
"AS mesti berpikir dua kali mengenai nasib pertemuan tingkat tinggi DPRK-AS yang sekarang menjadi agenda teratas sebelum melakukan kegiatan militer provokatif terhadap DPRK bersama dengan otoritas Korea Selatan," demikian siaran KCNA. (mu)
Baca juga:
Trump dan Kim Jong-un bertemu di Singapura pada 12 Juni
Pemimpin dua Korea awali babak sejarah baru di Panmunjeom
Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: