New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS diperdagangkan menguat terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena meningkatnya suku bunga obligasi pemerintah AS.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10-tahun mencapai 3,058 persen pada Selasa (15/5), level tertinggi sejak 2011.

Imbal hasil, sebuah barometer untuk suku bunga KPR (kredit pemilikan rumah) dan instrumen keuangan lainnya, baru-baru ini telah melonjak akibat tanda-tanda meningkatnya inflasi, yang memicu spekulasi pasar untuk kenaikan suku bunga yang lebih sering tahun ini.

Para analis menunjukkan kemungkinan relaksasi ketegangan perdagangan antara China dan Amerika Serikat telah membantu meningkatkan imbal hasil obligasi pemerintah AS, sehingga mendukung pasar uang.

Di bidang ekonomi, perkiraan awal penjualan ritel dan jasa-jasa makanan AS untuk April mencapai 497,6 miliar dolar AS, meningkat 0,3 persen dari bulan sebelumnya, sejalan dengan ekspektasi pasar, kata Departemen Perdagangan AS pada Selasa (15/5).

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, meningkat 0,64 persen menjadi 93,183 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1850 dolar AS dari 1,1943 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3510 dolar AS dari 1,3568 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7473 dolar AS dari 0,7529 dolar AS.

Dolar AS dibeli 110,33 yen Jepang, lebih tinggi dari 109,64 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 1,0019 franc Swiss dari 1,0000 franc Swiss, dan meningkat menjadi 1,2863 dolar Kanada dari 1,2796 dolar Kanada, demikian Xinhua.

(A026/A011)