Surabaya bentuk pusat trauma pascateror bom
16 Mei 2018 06:48 WIB
Keluarga dan kerabat mengusung peti jenazah Legita alias Lim Gwat Ni (56) yang merupakan salah satu korban tewas tragedi bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela Surabaya saat akan disemayamkan di rumah duka di Tangerang, Banten, Selasa (15/5/2018). Legita yang merupakan warga Poris Tangerang menjadi salah satu korban bom serangan teroris saat akan melakukan ibadah minggu pagi. (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)
Surabaya (ANTARA News) - Pemerintah Kota Surabaya membentuk pusat trauma untuk mendampingi anak-anak korban peledakan bom pada sejumlah gereja di Surabaya beberapa hari lalu.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, di Surabaya, Jawa Timur, Rabu, mengatakan, pusat trauma ini dibentuk meski sejak awal kejadian, tim ahli psikologi mereka sudah mendampingi pihak keluarga yang menjadi korban bom.
"Trauma center ini anggotanya gabungan, tidak bisa pemkot saja, meskipun kami memiliki banyak ahli psikologi," katanya.
Menurut dia, anggota dari pusat trauma ada dari polisi supaya bisa mengikuti perkembangan. "Kami juga dampingi anak-anak di sekolah korban dan di kelas korban," ujarnya.
Pemerintah Kota Surabaya, kata dia, terus mengawal dan memfasilitasi pengantaran jenazah korban, karena sudah ada yang dibawa ke Solo dan ada pula yang akan diantarkan ke Pasuruan. "Bahkan, kami juga berencana menanggung semua biaya pendidikan salah satu anak korban, sekarang masih kami hitung semuanya," katanya.
Risma juga meminta warga Kota Surabaya untuk tidak takut dan tidak khawatir terhadap ancaman ini.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, di Surabaya, Jawa Timur, Rabu, mengatakan, pusat trauma ini dibentuk meski sejak awal kejadian, tim ahli psikologi mereka sudah mendampingi pihak keluarga yang menjadi korban bom.
"Trauma center ini anggotanya gabungan, tidak bisa pemkot saja, meskipun kami memiliki banyak ahli psikologi," katanya.
Menurut dia, anggota dari pusat trauma ada dari polisi supaya bisa mengikuti perkembangan. "Kami juga dampingi anak-anak di sekolah korban dan di kelas korban," ujarnya.
Pemerintah Kota Surabaya, kata dia, terus mengawal dan memfasilitasi pengantaran jenazah korban, karena sudah ada yang dibawa ke Solo dan ada pula yang akan diantarkan ke Pasuruan. "Bahkan, kami juga berencana menanggung semua biaya pendidikan salah satu anak korban, sekarang masih kami hitung semuanya," katanya.
Risma juga meminta warga Kota Surabaya untuk tidak takut dan tidak khawatir terhadap ancaman ini.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018
Tags: