Menlo Park, Kalifornia (ANTARA News) - Jumlah kiriman di Facebook menunjukkan gambar kekerasan meningkat dalam tiga bulan pertama tahun ini dari seperempat sebelumnya, kemungkinan didorong perang Suriah, kata jaringan pergaulan maya itu, Selasa, dalam siaran umum pertama dari data itu.

Facebook mengatakan dalam laporan tertulis, dari setiap 10.000 muatan, yang dilihat pada catur wulan pertama, sekitar 22 hingga 27 berisi gambar kekerasan, naik dari perkiraan 16 hingga 19 pada akhir tahun lalu.

Perusahaan itu menghapus atau memasang layar peringatan untuk gambar kekerasan di depan 3,4 juta muatan pada catur wulan pertama, hampir tiga kali lipat dari 1,2 juta pada catur wulan sebelumnya, kata laporan tersebut.

Facebook tidak sepenuhnya mengetahui mengapa orang mengirimkan banyak gambar kekerasan, tetapi percaya bahwa pertempuran di Suriah kemungkinan menjadi salah satu alasan, kata Alex Schultz, wakil ketua pengulasan data Facebook.

"Setiap kali perang dimulai, ada lonjakan besar dalam kekerasan grafis," kata Schultz kepada wartawan di markas besar Facebook.

Perang sipil Suriah meletus pada 2011. Hal itu berlanjut tahun ini dengan pertempuran antara pemberontak dan tentara Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Bulan ini, Israel menyerang infrastruktur militer Iran di Suriah.

Facebook, perusahaan media sosial terbesar di dunia, belum pernah merilis data rinci tentang jenis kiriman yang diambil alih karena melanggar aturannya.

Facebook baru-baru ini mengembangkan metrik sebagai cara untuk mengukur kemajuannya, dan mungkin akan mengubahnya seiring waktu, kata Guy Rosen, wakil presiden manajemen produk.

"Jenis metrik ini dapat membantu tim kami memahami apa yang sebenarnya terjadi pada dua miliar orang lebih," katanya.

Perusahaan memiliki kebijakan untuk menghapus konten yang mengglorifikasi penderitaan orang lain. Secara umum, pihaknya akan meninggalkan layar peringatan pada kekerasan grafik jika dikirimkan untuk tujuan lain.

Facebook juga melarang ujaran kebencian dan mengatakan pihaknya mengambil tindakan terhadap 2,5 juta buah konten pada kuartal pertama, naik 56 persen seperempat sebelumnya. Pihaknya mengatakan kenaikan itu disebabkan perbaikan dalam pendeteksian.

Perusahaan itu mengatakan, pada catur wulan pertama, mereka menindak 837 juta muatan spam, 21 juta ketelanjangan dewasa atau kegiatan seksual serta 1,9 juta untuk mempromosikan terorisme. Facebook mengatakan menghapus 583 juta akun palsu.