Bogor (ANTARA News) - Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi memamerkan 26 produk inovasi unggul Indonesia yang dihasilkan Lembaga Litbang Pusat Unggulan Iptek di Jepang tahun 2018.
"Dari 26 inovasi ini empat di antaranya sudah ada yang tanda tangan untuk kerja sama dengan pihak Jepang," kata Dirjen Lembaga Litbang, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Patdono Suwignjo usai menghadiri Rapat Koordinasi Lembaga Litbang Pusat Unggulan Iptek (PUI) 2018 di Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Menurut Patdono, pekan inovasi Indonesia di beberapa negara merupakan wadah untuk menghilirisasikan inovasi dan teknologi yang dihasilkan oleh PUI.
Ia mengatakan saat ini sudah ada 106 PUI di seluruh Indonesia dan 48 PUI sudah masuk kategori unggulan atau hilirisasi.
Hilirisasi produk inovasi unggulan Indonesia tidak hanya dilakukan di dalam negeri tetapi juga di luar negeri melalui "inovation day" atau pekan inovasi. Pameran luar negeri ini dilakukan sebaiknya rutin setahun dua kali dengan target pasar di Eropa dan Jepang.
"Bulan Oktober ini penetrasi pasar di Jepang, kita bawa 26 produk," katanya.
Selain Jepang dan Eropa, Kemenristekdikti menargetkan produk inovasi unggulan Indonesia dapat dipasarkan di Amerika dengan syarat produk yang dihasilkan sudah lebih banyak dibandingkan saat ini. Banyak dari sisi jumlah dan kualitasnya.
Untuk menjual produk inovasi unggulan perlu dikaji produk yang kemungkinan disukai atau dibutuhkan oleh masing-masing negara. Sebagai contoh pameran inovasi di Belanda beberapa waktu lalu, Indonesia membawa inovasi PUI berupa bunga lipstik.
"Kita tahu importir bunga terbesar di Eropa adalah Belanda. Jadi kita bawa bunga lipstik itu dan responnya sangat positif," kata Patdono.
Selain menyediakan pasar untuk hilirisasi produk inovasi unggulan, Kemenristek-Dikti juga mendorong dari 106 PUI yang ada, baru 48 PUI yang masuk kategori unggulan.
Kategori unggulan salah satunya produk inovasi dan teknologi yang dihasilkan sudah hilirisasi atau sudah komersialisasi.
"Teorinya kalau kita menghasilkan 100 produk, hanya empat produk yang berhasil. Seperti itu juga PUI dari 106 yang, baru 48 yang unggulan. Jadi kita harus pintar-pintar dari semua PUI yang ada mana yang kita bina," kata Patdono.
Patdono mengingatkan agar PUI tidak hanya banyak melakukan penelitian dan paten saja. Tetapi memastikan produk inovasi dan teknologi yang dihasilkan bisa dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat.
Kemenristekdikti pamerkan 26 inovasi PUI di Jepang
15 Mei 2018 22:18 WIB
Kemenristekdikti (commons.wikimedia.org)
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: