Utang luar negeri Indonesia naik 8,7 persen yoy
15 Mei 2018 20:58 WIB
Dokumentasi Petugas memindahkan uang di 'cash center' Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (15/5/2017). Bank Indonesia merilis adanya peningkatan posisi cadangan devisa dari US$116,4 miliar pada akhir triwulan IV 2016 menjadi US$121,8 miliar pada akhir triwulan I 2017, dimana jumlah tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah selama 8,6 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional. (ANTARA /Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta (ANTARA News) - Utang Luar Negeri Indonesia di akhir kuartal I 2018 sebesar 358,7 miliar dolar AS atau setara Rp5.022 triliun dengan asumsi kurs Rp14 ribu/dolar AS, yang berarti menunjukkan peningkatan 8,7 persen (yoy) jika dibandingkan kuartal I 2017.
Menilik Statistik Utang Luar Negeri (ULN) Kuartal I 2018 yang diumumkan Bank Indonesia di Jakarta, Selasa, ULN Indonesia terdiri dari utang pemerintah dan Bank Indonesia yang mencapai 184,68 miliar dolar AS atau Rp2.585 triliun, yang berarti naik 11,04 persen (yoy) dibandingkan Maret 2017 yang tercatat 166,31 miliar dolar.
Kemudian ULN swasta tumbuh melambat dibandingkan utang pemerintah-BI. Utang Luar Negeri Swasta pada Maret 2018 tercatat 174,05 miliar dolar AS atau naik 6,3 persen dari kuartal I 2017 yang sebesar 163,73 miliar dolar AS.
ULN di akhir kuartal I 2018 ini lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal IV 2017 yang mencapai 10,4 persen (yoy).
Menilik Statistik Utang Luar Negeri (ULN) Kuartal I 2018 yang diumumkan Bank Indonesia di Jakarta, Selasa, ULN Indonesia terdiri dari utang pemerintah dan Bank Indonesia yang mencapai 184,68 miliar dolar AS atau Rp2.585 triliun, yang berarti naik 11,04 persen (yoy) dibandingkan Maret 2017 yang tercatat 166,31 miliar dolar.
Kemudian ULN swasta tumbuh melambat dibandingkan utang pemerintah-BI. Utang Luar Negeri Swasta pada Maret 2018 tercatat 174,05 miliar dolar AS atau naik 6,3 persen dari kuartal I 2017 yang sebesar 163,73 miliar dolar AS.
ULN di akhir kuartal I 2018 ini lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal IV 2017 yang mencapai 10,4 persen (yoy).
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: