Pembom Polrestabes Surabaya punya 54 bom pipa, semua sudah musnah
15 Mei 2018 20:28 WIB
Personel Brimob bersiaga saat dilakukannya penggeledahan oleh Tim Densus 88 di kediaman terduga pelaku bom bunuh diri Polrestabes Surabaya, di Tambak Medokan Ayu, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (15/5/2018). Sejumlah barang bukti bahan peledak diamankan dalam penggeledahan itu. (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)
Surabaya (ANTARA News) - Terduga teroris pelaku pemboman Mapolrestabes Kota Surabaya memiliki 54 bom pipa dan semua bom ini sudah dimusnahkan Densus 88 dan Gegana di sebuah lahan kosong milik Pemerintah Kota Surabaya di Medokan Sawah Timur, Rungkut, Surabaya, Selasa.
"Jumlahnya 54 pipa. Itu terdiri atas 27 kontainer plastik yang masing-masing kontainer berisi dua bom," kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan saat menyaksikan peledakan bom pipa di Medokan Sawah.
Menurut dia, 54 bom pipa ini ditemukan di rumah kontrakan terduga teroris, Tri Murtiono, yang tewas saat meledakkan bom di pintu masuk Mapolrestabes Surabaya, 14 Mei kemarin.
Rudi enggan mengungkapkan kekuatan atau daya ledak bom pipa itu. "Ada sejumlah bom yang siap diledakkan. Kita sudah melakukan disposal (dimusnahkan dengan cara diledakkan)," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku mendapatkan laporan dari Kapolrestabes Surabaya telah ditemukan bahan peledak berdaya ledak lebih tinggi saat menggeledah rumah kontrakan Tri Murtiono di Jalan Medokan Ayu VI, Surabaya, Selasa siang.
Namun karena daya ledaknya lebih tinggi, Kapolrestabes Surabaya berencana membawa bahan peledak itu ke Pusdik Brimob Watu Kosek, Pasuruan. Hanya saja, Risma meminta untuk diledakkan di sekitar Medokan karena dia menilai jaraknya terlalu jauh.
Bahkan, Risma bersedia menyediakan lahan lebar yang jauh dari rumah penduduk yang kemudian disetujui Kapolrestabes Surabaya. Risma khawatir kalau diledakkan di Pusdik Brimob Watu Kosek, Pasuruan, akan mengenai rumah penduduk.
"Saya katakan ke Pak Kapolrestabes tidak perlu ke sana, saya carikan lahan di sekitar situ. Akhirnya, kita siapkan lahan BTKD (Bekas Tanah Kas Desa) di Madokan Sawah Timur yang luas," kata Risma.
Tri Murtiono (bapak), Tri Ernawati (ibu), Muhammad Dafa Amin Murdana (anak pertama), Muhamamd Dana Satria Murdana (anak kedua) dan Aisya Azahra Putri (anak ketiga) secara bersamaan meledakkan bom bunuh diri di depan pintu masuk kantor Polrestabes Surabaya, kemarin (14/5).
Asisya Azahra berhasil diselamatkan polisi, sedangkan empat lainnya tewas karena meledakkan bom bunuh diri itu.
Baca juga:Tri Murtiono, istri dan anak-anaknya pelaku teror bom Polrestabes Surabaya
"Jumlahnya 54 pipa. Itu terdiri atas 27 kontainer plastik yang masing-masing kontainer berisi dua bom," kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan saat menyaksikan peledakan bom pipa di Medokan Sawah.
Menurut dia, 54 bom pipa ini ditemukan di rumah kontrakan terduga teroris, Tri Murtiono, yang tewas saat meledakkan bom di pintu masuk Mapolrestabes Surabaya, 14 Mei kemarin.
Rudi enggan mengungkapkan kekuatan atau daya ledak bom pipa itu. "Ada sejumlah bom yang siap diledakkan. Kita sudah melakukan disposal (dimusnahkan dengan cara diledakkan)," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku mendapatkan laporan dari Kapolrestabes Surabaya telah ditemukan bahan peledak berdaya ledak lebih tinggi saat menggeledah rumah kontrakan Tri Murtiono di Jalan Medokan Ayu VI, Surabaya, Selasa siang.
Namun karena daya ledaknya lebih tinggi, Kapolrestabes Surabaya berencana membawa bahan peledak itu ke Pusdik Brimob Watu Kosek, Pasuruan. Hanya saja, Risma meminta untuk diledakkan di sekitar Medokan karena dia menilai jaraknya terlalu jauh.
Bahkan, Risma bersedia menyediakan lahan lebar yang jauh dari rumah penduduk yang kemudian disetujui Kapolrestabes Surabaya. Risma khawatir kalau diledakkan di Pusdik Brimob Watu Kosek, Pasuruan, akan mengenai rumah penduduk.
"Saya katakan ke Pak Kapolrestabes tidak perlu ke sana, saya carikan lahan di sekitar situ. Akhirnya, kita siapkan lahan BTKD (Bekas Tanah Kas Desa) di Madokan Sawah Timur yang luas," kata Risma.
Tri Murtiono (bapak), Tri Ernawati (ibu), Muhammad Dafa Amin Murdana (anak pertama), Muhamamd Dana Satria Murdana (anak kedua) dan Aisya Azahra Putri (anak ketiga) secara bersamaan meledakkan bom bunuh diri di depan pintu masuk kantor Polrestabes Surabaya, kemarin (14/5).
Asisya Azahra berhasil diselamatkan polisi, sedangkan empat lainnya tewas karena meledakkan bom bunuh diri itu.
Baca juga:Tri Murtiono, istri dan anak-anaknya pelaku teror bom Polrestabes Surabaya
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018
Tags: