Ganjar menyebut Enthus Susmono sebagai kepala daerah yang unik
15 Mei 2018 11:19 WIB
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo (kiri) berjabat tangan dengan Bupati Tegal periode 2014-2019 Enthus Susmono (kanan) usai pelantikan di Gedung DPRD Kabupaten Tegal, Jateng, Rabu (8/1). Dalang wayang golek Ki Enthus Susmono yang berpasangan dengan Umi Azizah memperoleh suara terbanyak dalam Pilkada Kabupaten Tegal pada 27 Okrober 2013. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)
Semarang (ANTARA News) - Gubernur nonaktif Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai almarhum Enthus Susmono merupakan sosok kepala daerah yang unik semasa hidupnya saat menjabat sebagai Bupati Tegal.
"Menurut saya, almarhum Enthus Susmono unik di antara seluruh kepala yang ada di Jawa Tengah, dia orangnya berani dan cenderung ceplas-ceplos, memang itu `style-nya` dia," kata Ganjar di Semarang, Selasa.
Ganjar mengungkapkan, kenangan yang tidak terlupakan dari sosok Enthus Susmono adalah ketika dirinya memimpin rapat, tapi diinterupsi oleh dia.
"Saya diinterupsi oleh beliau, kemudian nyerocos banyak sekali, baru setelah itu akhirnya kami jadi dekat. Ternyata memang cara beliau sampaikan memang gaya Enthus betul, gaya seorang dalang, seniman, yang kadang melihat rapat itu seperti mendalang sehingga semua `ditembaki` satu persatu," ujarnya.
Saat itu, lanjut Ganjar, almarhum juga mengkritik kejaksaan dan kepolisian secara terbuka.
"Saat dengan KPK, beliau paling banyak bercerita dan yang menarik saat pelatihan antikorupsi, beliau masuk rangking atas karena integritasnya relatif baik," katanya.
Ganjar melihat hal itu sebagai cara Enthus yang ingin transparan, berani, dan tidak ragu meskipun barangkali tidak terlalu pas.
Politikus PDI Perjuangan itu mengaku kehilangan atas meninggalnya Enthus Susmono yang sudah dianggap sahabat dan mendoakan agar almarhum khusnul khotimah.
"Mudah-mudahan apa yang sudah dikerjakan beliau bisa mewarnai birokrasi di sana menjadi lebih baik," ujarnya.
Seperti diwartakan, petahana Pemilihan Bupati Tegal Enthus Susmono meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soeselo, Slawi, Senin (14/5) sekitar pukul 19.10 WIB.
Baca juga: Calon bupati petahana Pilkada Tegal Enthus Susmono meninggal dunia
Enthus Susmono yang sedang menjalani masa cuti sebagai bupati untuk mengikuti pilkada itu meninggal dunia pada usia 52 tahun dan meninggalkan seorang istri serta empat anak.
Baca juga: Ki Enthus Susmono: Wayang Harus Mencerdaskan
"Menurut saya, almarhum Enthus Susmono unik di antara seluruh kepala yang ada di Jawa Tengah, dia orangnya berani dan cenderung ceplas-ceplos, memang itu `style-nya` dia," kata Ganjar di Semarang, Selasa.
Ganjar mengungkapkan, kenangan yang tidak terlupakan dari sosok Enthus Susmono adalah ketika dirinya memimpin rapat, tapi diinterupsi oleh dia.
"Saya diinterupsi oleh beliau, kemudian nyerocos banyak sekali, baru setelah itu akhirnya kami jadi dekat. Ternyata memang cara beliau sampaikan memang gaya Enthus betul, gaya seorang dalang, seniman, yang kadang melihat rapat itu seperti mendalang sehingga semua `ditembaki` satu persatu," ujarnya.
Saat itu, lanjut Ganjar, almarhum juga mengkritik kejaksaan dan kepolisian secara terbuka.
"Saat dengan KPK, beliau paling banyak bercerita dan yang menarik saat pelatihan antikorupsi, beliau masuk rangking atas karena integritasnya relatif baik," katanya.
Ganjar melihat hal itu sebagai cara Enthus yang ingin transparan, berani, dan tidak ragu meskipun barangkali tidak terlalu pas.
Politikus PDI Perjuangan itu mengaku kehilangan atas meninggalnya Enthus Susmono yang sudah dianggap sahabat dan mendoakan agar almarhum khusnul khotimah.
"Mudah-mudahan apa yang sudah dikerjakan beliau bisa mewarnai birokrasi di sana menjadi lebih baik," ujarnya.
Seperti diwartakan, petahana Pemilihan Bupati Tegal Enthus Susmono meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soeselo, Slawi, Senin (14/5) sekitar pukul 19.10 WIB.
Baca juga: Calon bupati petahana Pilkada Tegal Enthus Susmono meninggal dunia
Enthus Susmono yang sedang menjalani masa cuti sebagai bupati untuk mengikuti pilkada itu meninggal dunia pada usia 52 tahun dan meninggalkan seorang istri serta empat anak.
Baca juga: Ki Enthus Susmono: Wayang Harus Mencerdaskan
Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: