Aisyiyah Jatim kecam aksi teror libatkan anak-anak
15 Mei 2018 09:06 WIB
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan menunjukkan foto keluarga Dita Upriyanto saat penggerebekan rumah terduga teroris di kawasan Wonorejo Asri, Rungkut, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018). Menurut Kombes Pol Rudi Setiawan keluarga Dita Upriyanto merupakan terduga pelaku peledakan di tiga gereja di Surabaya, yakni Gereja Kristen Indonesia (GKI), Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), dan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, pada waktu yang hampir bersamaan. (ANTARA FOTO/Nanda Andrianta)
Surabaya (ANTARA News) - Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Timur mengecam aksi teror yang melibatkan perempuan dan anak-anak yang terjadi di sejumlah tempat di Surabaya, karena mereka belum memiliki nalar dan kuasa dalam menentukan pilihan.
"Anak yang dibawa pelaku sejatinya adalah korban orang tua, sebab mereka belum memiliki nalar dan kuasa dalam menentukan pilihan," kata Ketua PW Aisyiyah Jatim, Hj Siti Dalilah Candrawati, dalam keterangan persnya di Surabaya, Selasa.
Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jatim, kata dia, turut berbelasungkawa untuk seluruh korban teror, baik yang meninggal dunia maupun luka-luka, dan mendukung negara dalam upaya pemulihan keadaan.
"Rumah ibadah, rumah tempat tinggal, sekolah, lingkungan tempat kita beraktifitas adalah sarana yang harus terbebas dari tindak permusuhan, kekerasan, intoleransi, kedzaliman, dan terorisme," tuturnya.
Oleh karena itu, Aisyiyah menyerukan kepada masyarakat untuk tetap tenang, menyaring informasi, dan tidak mudah terprovokasi, serta senantiasa menebar pesan damai dan Islam yang memberi rahmat bagi seluruh semesta.
"Kami mendorong seluruh pihak yang berkepentingan untuk bergandengan tangan, menyusun formula strategis mencegah bibit ekstrimisme tumbuh di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat," katanya.
Aisyiah, kata dia, akan selalu berdiri bersama seluruh pihak yang memperjuangkan kemanusiaan dan kedamaian di dunia, dan bersama mengecam keterlibatan anak-anak dan perempuan yang mengguncang nurani dan nalar sebagai manusia.
Baca juga: Rektor: pelaku teror bom "DO" dari Unair
Baca juga: Kapolri: pelaku bom Polrestabes merupakan satu keluarga
Baca juga: Jokowi: pelaku pengeboman gunakan anak-anak dalam beraksi
"Anak yang dibawa pelaku sejatinya adalah korban orang tua, sebab mereka belum memiliki nalar dan kuasa dalam menentukan pilihan," kata Ketua PW Aisyiyah Jatim, Hj Siti Dalilah Candrawati, dalam keterangan persnya di Surabaya, Selasa.
Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jatim, kata dia, turut berbelasungkawa untuk seluruh korban teror, baik yang meninggal dunia maupun luka-luka, dan mendukung negara dalam upaya pemulihan keadaan.
"Rumah ibadah, rumah tempat tinggal, sekolah, lingkungan tempat kita beraktifitas adalah sarana yang harus terbebas dari tindak permusuhan, kekerasan, intoleransi, kedzaliman, dan terorisme," tuturnya.
Oleh karena itu, Aisyiyah menyerukan kepada masyarakat untuk tetap tenang, menyaring informasi, dan tidak mudah terprovokasi, serta senantiasa menebar pesan damai dan Islam yang memberi rahmat bagi seluruh semesta.
"Kami mendorong seluruh pihak yang berkepentingan untuk bergandengan tangan, menyusun formula strategis mencegah bibit ekstrimisme tumbuh di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat," katanya.
Aisyiah, kata dia, akan selalu berdiri bersama seluruh pihak yang memperjuangkan kemanusiaan dan kedamaian di dunia, dan bersama mengecam keterlibatan anak-anak dan perempuan yang mengguncang nurani dan nalar sebagai manusia.
Baca juga: Rektor: pelaku teror bom "DO" dari Unair
Baca juga: Kapolri: pelaku bom Polrestabes merupakan satu keluarga
Baca juga: Jokowi: pelaku pengeboman gunakan anak-anak dalam beraksi
Pewarta: Abdul Malik Ibrahim
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: