Jenazah 12 korban bom Surabaya diserahkan kepada keluarga
14 Mei 2018 21:17 WIB
Pekerja mengangkat peti berisi jenazah Mayawati, korban bom gereja Surabaya berada di Rumah Persemayaman Gotong Royong, Malang, Jawa Timur, Senin (14/5/2018). Mayawati adalah salah satu jemaat Gereja Santa Maria Tak Bercela yang menjadi korban ledakan bom setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara selama 12 jam. (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)
Surabaya (ANTARA News) - Jenazah 12 korban meninggal dunia akibat serangan bom di tiga gereja di Surabaya diserahkan kepada pihak keluarga di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur, Senin.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan total ada 18 korban meninggal dunia akibat serangan bom di tiga gereja di Surabaya.
"Penyerahan terhadap hasil identifkikasi secara primer dan sekunder oleh korban secara keseleruhan ada 12. Masih ada enam jenazah pelaku teroris yang belum diserahkan," ujarnya.
Enam jenazah pelaku belum diserahkan karena memang belum ada pihak keluarga yang mengambil. "Belum ada keluarga yang mengambil," ujarnya.
Dia menegaskan bahwa sampai saat ini data tersebut masih lah data sementara. Identifikasi DVI belum memastikan keseluruhan korban sudah teridentifikasi.
"Karena kejadian ini mengakibatkan serpihan baik logam dan tubuh untuk mengidentifikasi. Data akan terus berkembang," ujarnya.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan total ada 18 korban meninggal dunia akibat serangan bom di tiga gereja di Surabaya.
"Penyerahan terhadap hasil identifkikasi secara primer dan sekunder oleh korban secara keseleruhan ada 12. Masih ada enam jenazah pelaku teroris yang belum diserahkan," ujarnya.
Enam jenazah pelaku belum diserahkan karena memang belum ada pihak keluarga yang mengambil. "Belum ada keluarga yang mengambil," ujarnya.
Dia menegaskan bahwa sampai saat ini data tersebut masih lah data sementara. Identifikasi DVI belum memastikan keseluruhan korban sudah teridentifikasi.
"Karena kejadian ini mengakibatkan serpihan baik logam dan tubuh untuk mengidentifikasi. Data akan terus berkembang," ujarnya.
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018
Tags: