Presiden ajak mubaligh turun tangan benahi bangsa
14 Mei 2018 14:42 WIB
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan ketika menghadiri Halaqah Nasional Hubbul Wathon dan Deklarasi Gerakan Nasional Mubaligh Bela Negara di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Senin (14/5/2018). (ANTARA/Hanni Sofia)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengajak para mubaligh termasuk ulama, kiai, dan ustad untuk bersama membenahi persoalan yang terjadi pada bangsa Indonesia.
"Dan menjadi tugas kita bersama, ulama, kiai, ustadz, mubaligh, di mana saja kita berada, untuk menjaga, merawat negara ini, agar ke depan negara ini tetap baik, dan bersatu," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Halaqah Nasional Hubbul Wathon dan Deklarasi Gerakan Nasional Mubaligh Bela Negara di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur, Senin.
Ia sekaligus berharap tidak ada lagi teroris atau mereka yang melakukan bom bunuh diri dengan cara yang tidak beradab.
"Kemarin kita lihat, sangat tidak beradab. Itulah saya kira tugas kita semuanya, untuk menyelesaikan, bahwa negara kita Indonesia, masih banyak kekurangan. Bahwa masih banyak yang harus kita benahi, mari sama-sama kita benahi," katanya.
Menurut dia, bangsa Indonesia adalah bangsa besar sehingga perlu waktu dan proses untuk menjadi segala sesuatunya semakin baik.
"Ini negara besar, tidak semudah kita membalikan telapak tangan bisa menjadi baik, butuh waktu, butuh proses, butuh kesabaran," katanya.
Baca juga: Paus Fransiskus doakan Indonesia setelah teror Surabaya
Baca juga: Arab Saudi siap bantu Indonesia perangi terorisme
Baca juga: Presiden tegaskan terorisme adalah musuh bersama
Mantan Gubernur DKI itu mengatakan, sampai saat ini belum tuntas kerja-kerja semua pihak untuk membuat Indonesia semakin baik.
"Karena sebuah negara, di mana pun, menjadi negara besar, negara kuat, pasti ada cobaannya, ujian, tantangan, hambatan," katanya.
Ia sekaligus mengajak para mubalig untuk mengingatkan umatnya agar bahwa agama tidak pernah mengajarkan kekerasan apalagi aksi teror kepada sesama.
Pada kesempatan itu Presiden menghadiri acara Halaqah Nasional Hubbul Wathon dan Deklarasi Gerakan Nasional Muballigh Bela Negara setelah sebelumnya tertunda karena Presiden seketika terbang ke Surabaya pasca-tragedi bom di tiga gereja di kota itu, Minggu (13/5).
"Dan menjadi tugas kita bersama, ulama, kiai, ustadz, mubaligh, di mana saja kita berada, untuk menjaga, merawat negara ini, agar ke depan negara ini tetap baik, dan bersatu," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Halaqah Nasional Hubbul Wathon dan Deklarasi Gerakan Nasional Mubaligh Bela Negara di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur, Senin.
Ia sekaligus berharap tidak ada lagi teroris atau mereka yang melakukan bom bunuh diri dengan cara yang tidak beradab.
"Kemarin kita lihat, sangat tidak beradab. Itulah saya kira tugas kita semuanya, untuk menyelesaikan, bahwa negara kita Indonesia, masih banyak kekurangan. Bahwa masih banyak yang harus kita benahi, mari sama-sama kita benahi," katanya.
Menurut dia, bangsa Indonesia adalah bangsa besar sehingga perlu waktu dan proses untuk menjadi segala sesuatunya semakin baik.
"Ini negara besar, tidak semudah kita membalikan telapak tangan bisa menjadi baik, butuh waktu, butuh proses, butuh kesabaran," katanya.
Baca juga: Paus Fransiskus doakan Indonesia setelah teror Surabaya
Baca juga: Arab Saudi siap bantu Indonesia perangi terorisme
Baca juga: Presiden tegaskan terorisme adalah musuh bersama
Mantan Gubernur DKI itu mengatakan, sampai saat ini belum tuntas kerja-kerja semua pihak untuk membuat Indonesia semakin baik.
"Karena sebuah negara, di mana pun, menjadi negara besar, negara kuat, pasti ada cobaannya, ujian, tantangan, hambatan," katanya.
Ia sekaligus mengajak para mubalig untuk mengingatkan umatnya agar bahwa agama tidak pernah mengajarkan kekerasan apalagi aksi teror kepada sesama.
Pada kesempatan itu Presiden menghadiri acara Halaqah Nasional Hubbul Wathon dan Deklarasi Gerakan Nasional Muballigh Bela Negara setelah sebelumnya tertunda karena Presiden seketika terbang ke Surabaya pasca-tragedi bom di tiga gereja di kota itu, Minggu (13/5).
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018
Tags: