Sidoarjo (ANTARA News) - Salah seorang penghuni rumah susun, Agus, mengaku lari menyelamatkan diri saat melihat tas ransel dan kabel di dekat tubuh korban ledakan di salah satu kamar di Rumah Susun Wonocolo, Sidoarjo, Minggu malam.

"Saya lari saat melihat ada kabel dan kelap-kelip lampu seperti LED. Pikiran saya dan Erik itu bom dan lari menjauh," ujarnya ketika ditemui di sekitar lokasi kejadian.

Agus dan Erik adalah penghuni lantai 3 Blok B di rumah susun yang berlokasi tidak jauh dari Mapolsek Taman tersebut, sedangkan posisi kamar yang menjadi titik pusat ledakan berada di lantai 5 dengan blok sama.

Sekitar pukul 20.00 WIB lebih, Agus mendengar suara ledakan keras dari salah satu kamar di atas yang sempat dikiranya tabung elpiji.

Ia segera naik dan membuka pintu kamar tempat suara ledakan berasal dan mendapati seorang pria tergeletak bersimbah darah, termasuk melihat seorang perempuan yang mengerang kesakitan.

Agus pun mencoba menolong dan meminta bantuan ke warga lainnya, yang kebetulan datang Erik dan bermaksud menyelamatkan para korban.

Tapi, saat akan diangkat dan ditolong untuk dibawa ke rumah sakit, ia melihat kerlipan lampu di ransel dan kabel yang berada tidak jauh dari tangan korban sehingga spontanitas berpikiran bahwa itu adalah bom.

Apalagi, pada Minggu paginya terjadi ledakan di tiga gereja di Surabaya yang berjarak sekitar 9-10 kilometer dari lokasi kejadian di Sidoarjo.

Agus dan Erik lantas meminta bantuan warga lainnya untuk menghubungi polisi dan penghuni rumah susun lain yang mendengarnya juga semburat menyelamatkan diri.

Hingga akhirnya polisi dan aparat keamanan lainnya datang ke lokasi serta melakukan sterilisasi untuk menghindari hal tidak diinginkan, termasuk terjadinya ledakan susulan.

Berdasarkan keterangan kepolisian, korban bernama Anton yang merupakan kepala keluarga dan diduga kuat pemilik bom yang berada di kamarnya tersebut.


Suka Menyapa

Di kehidupannya sehari-hari, Anton yang dikenal warga sekitar sebagai seorang tukang ojek berbasis aplikasi (daring) dan istrinya yang akrab disapa Mbak Nur, adalah warga yang baik dan suka menyapa.

"Kalau ketemu Mbak Nur, sering menyapa dan biasa saja, seperti orang biasa pada umumnya," kata Sulaiman, warga sekaligus pedagang yang berada tidak jauh dari rumah susun.

Setiap harinya, kata dia, Mbak Nur adalah pedagang kue basah yang kerap menitipkan dagangannya di sejumlah warung sekitar.

Saat ledakan terjadi, ia mengaku mendengar suara keras dan dikiranya tabung elpiji, tapi ternyata sebuah rakitan yang diduga bom.

Petugas dari Polda Jatim memastikan ada tiga orang meninggal dunia yang sementara ini menjadi korban ledakan bom di Rumah Susun Wonocolo, Sidoarjo.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombespol Frans Barung Mangera, mengatakan, selain tiga orang yang meninggal dunia, terdapat dua orang anak-anak perempuan yang masih dirawat di rumah sakit.

Ia mengemukakan, tiga orang yang meninggal dunia itu salah satunya bernama Anton yang merupakan kepala keluarga.

"Pada saat tim masuk, melihat Anton masih memegang 'switcher' dan kami tidak ingin mengambil risiko dan melumpuhkan Anton, sehingga total sementara ada tiga orang yang meninggal dunia," katanya.