Sidoarjo (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Irjen Polisi Machfud Arifin menduga kasus ledakan bom yang terjadi di Rumah Susun Wonocolo, Sidoarjo, Jawa Timur masih ada hubungannya dengan ledakan bom yang ada di tiga gereja di Surabaya.

"Bisa saja, hubungannya ada," katanya saat dikonfirmasi usai proses evakuasi pelaku peledakan bom di Rumah Susun Wonocolo, Sidoarjo, Jatim, Senin.

Ia mengemukakan, untuk peristiwa ledakan bom yang terjadi di rusun Wonocolo Sidorjo, saat sudah selesai dilakukan proses evakuasi terhadap para pelaku yang meninggal dunia.

"Untuk selanjutnya, para pelaku yang meninggal dunia ini akan dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim untuk dilakukan proses lanjutan," ujarnya.

Ia mengatakan, selain membawa jenazah pelaku, dalam proses evakuasi ini pihaknya juga membawa serta barang-barang yang diduga sebagai bom milik pelaku.

"Saat itu, pelaku yang diketahui bernama Anton saat akan ditangkap masih memegang `switching` yang akan digunakan untuk meledakkan bom. Namun, karena tidak mau ambil risiko pelaku terpaksa kami lumpuhkan," katanya.

Dari data yang ada, enam orang yang masih memiliki ikatan keluarga menjadi korban terkait dengan ledakan tersebut, dimana tiga di antaranya sudah dinyatakan meninggal dunia dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara.

Tiga orang yang meninggal masing-masing Anton Febryanto (47) sebagai kepala keluarga, Puspita Sari (47) istri Anton, Rita Aulia Rahman (17) anak.

Kemudian korban selamat ada Ainur Rahman (15) yang membawa kedua adik perempuannya masing-masing Faizah Putri (11) dan Garida Huda Akbar (10) yang saat ini ini dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara.

Sebelumnya, pada Minggu (13/5) malam terjadi ledakan di salah satu ruangan di rumah susun Wonocolo Blok B lantai 5.

Rusun Wonocolo, Taman, Sidoarjo dekat dengan perbatasan kota Surabaya yaitu sekitar 9-10 kilometer arah barat lokasi ledakan di tiga lokasi Gereja di Surabaya pada Minggu pagi.