Madiun (ANTARA News) - Jajaran Polres Madiun Kota meningkatkan pengawasan dan pengamanan gereja-gereja di wilayah hukum setempat setelah kejadian meledaknya bom di tiga gereja di Surabaya pada Minggu (13/5).

"Pengawasan dan pengamanan tersebut bertujuan untuk mengantisipasi adanya gangguan keamanan di Kota Madiun, terlebih pada objek vital dan gereja-gereja," ujar Kabag Ops Polres Madiun Kota Kompol Mujo Prajoko kepada wartawan di Madiun, Minggu.

Dia menjelaskan pengamanan dilakukan dengan menyiagakan sejumlah personel untuk menjamin keamanan warga Kota Madiun yang beragama Nasrani saat melakukan ibadah di gereja.

Selain itu, kepolisian mengimbau kepada pengurus gereja dan umat untuk selalu mewaspadai adanya orang yang mencurigakan di lingkungan gereja masing-masing.

"Apabila ada seseorang yang dicurigai diduga pelaku teroris atau pelaku tindak pidana lainnya di sekitar gereja agar segera menghubungi kantor kepolisian terdekat," kata dia.

Pihaknya mengaku prihatin dengan dua peristiwa besar yang terjadi di Mako Brimob beberapa waktu lalu dan Surabaya Minggu (13/5) pagi hingga menimbulkan korban jiwa.

Sesuai data, ada sekitar 63 gereja yang menjadi objek pengamanannya. Gereja-gereja tersebut berada di lima sektor yang ada di wilayah hukum Polres Madiun Kota.

Beberapa gereja tersebut tergolong gereja besar yang memiliki jumlah umat atau jemaat cukup banyak, di antaranya Gereja Katolik Santo Cornelius dan Gereja Mater Dei.

Ada tiga gereja yang terkena ledakan bom di Surabaya pada Minggu (13/5) pagi, yakni Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) di Jalan Ngagel, GKI Jalan Diponegoro, dan GPPS Jalan Arjuna. Aksi teror berupa peledakan bom tersebut menewaskan sekitar 13 orang dan 41 orang terluka.