Jakarta (ANTARA News) - Tim Iseng-iseng dari Universitas Bina Nusantara (Binus) yang sukses memproduksi film pendek terbaik Asian Games 2018, mengaku terinspirasi oleh semangat Indonesia ketika gelaran serupa dihelat pada 1962 lalu.

Tim yang terdiri dari Obelia Simone, Diandra Pramestisari Pololessy dan Sufyan Tsaurie ini, menceritakan film pendek bergenre animasi yang mereka produksi tersebut berawal dari berbagi pengalaman dengan orang tua mereka bagaimana rasanya Asian Games pada 1962 dengan kesulitannya orang Indonesia pada waktu itu, terutama mereka yang berada di desa-desa yang harus berbagi satu televisi atau radio untuk seluruh warga desa.

"Menurut saya pengalaman tersebut sangat spesial, terutama di desa-desa di mana semangat menyambut Asian Games tetap tinggi yang notabene zamannya berbeda dari sekarang yang sudah lebih maju. Itulah inspirasinya yang tujuannya tentu saja kami ingin semangat Asian Games kini menyamai bahkan lebih besar dari tahun 1962 lalu," kata Diandra Pramesti saat dihubungi dari Jakarta, Minggu.

Tim Iseng-iseng sendiri menjadi pemenang kompetisi film pendek bertajuk "Vignette Competition" yang diumumkan hari ini, mengalahkan kontestan lainnya yang berjumlah lebih dari 50 tim pendaftar dan diperas menjadi 12 tim terbaik setelah diseleksi selama enam bulan.

Hasil seleksi selama enam bulan itu sendiri, akhirnya melahirkan 12 film pendek terbaik dari tim Bilcca (Universitas Indonesia), Scala (Stikom Interstudi), Skyline (Binus), River (Stikom Interstudi), Metanoia (Multimedia Nusantara), Furamingo (Multimedia Nusantara), Bambam (Multimedia Nusantara), Iseng Iseng (Binus), Whyphy (Multimedia Nusantara), Fixit (Multimedia Nusantara) dan Yin Yang (Multimedia Nusantara), yang akan diputarkan sebagai iklan promosi Asian Games 2018.

Tim iseng-iseng sendiri mendapatkan hadiah utama berupa kesempatan diberangkatkan ke London untuk belajar di National Film and Television School, meninjau lokasi produksi dari mitra pelaksana broadcaster Asian Games serta dilibatkan untuk membantu tim penyiaran Asian Games 2018 bersama tim lainnya.

"Kami tidak menyangka bisa menjadi juara karena kami satu-satunya animasi di tengah peserta lainnya yang menurut kami sesuai dengan tujuan untuk mempromosikan Asian Games lewat televisi. Tapi berkat dorongan dosen juga yang memberi semangat agar kami berkompetisi dengan yang kami miliki dan kuasai," kata dia.

Walau akhirnya pihak penilai memilih tim iseng-iseng sebagai juara, namun tim sendiri bukan tanpa tantangan dalam pembuatan film yang menghabiskan waktu satu bulan tersebut selain mencari referensi konsep yang akhirnya didapatkan dari iklan yang dikenang para pemirsanya.

"Kami bekerja bertiga dan semuanya sedang kerja lapangan di tempat yang berbeda-beda serta harus menyesuaikan dengan kebutuhan yang ada dengan menyelesaikan tugas masing-masing. Selain itu ada perasaan kami takut hasil akhirnya tidak sesuai dan apakah terkualifikasi atau tidak," kata Deandra yang mengatakan semangat menunjukan karya bisa memupuskan kekhawatiran tim.

Tim penilai kompetisi bertajuk "Vignette Competition" sendiri menyatakan sukar menentukan pemenang dalam kompetisi ini namun berdasarkan ide yang unik, waktu dan usaha yang dibutuhkan dalam membuat karya, tim iseng-iseng menjadi juara kompetisi dan yang terbaik dari 12 karya terbaik.

Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC) Erick Thohir yang ditemui di Jakarta Convention Centre pada Sabtu (12/5) mengatakan film pendek dari tim-tim terbaik itu akan didistribusikan mulai pekan ketiga Mei untuk ditayangkan di Indonesia dan seluruh Asia.

"Selain itu, kami juga akan putar saat perhelatan berlangsung karena di sana kan banyak televisi dan ini bagus juga untuk menunjukan generasi muda kita bisa bersaing, yang memang dibutuhkan untuk dipersiapkan dan dikembangkan lebih luas lagi ke depannya karena setelah Asian Games ini masih ada event lainnya kelas dunia yang belum dihelat di Indonesia, seperti olimpiade," kata Erick.

Adapun film-film yang akan diputar oleh pihak penyelenggara Asian Games 2018 sebagai promosi, merupakan 12 film pendek terbaik kompetisi yang masing-masing berasal dari tim Bilcca (Universitas Indonesia), Scala (Stikom Interstudi), Skyline (Binus), River (Stikom Interstudi), Metanoia (Multimedia Nusantara), Furamingo (Multimedia Nusantara), Bambam (Multimedia Nusantara), Iseng Iseng (Binus), Whyphy (Multimedia Nusantara), Fixit (Multimedia Nusantara) dan Yin Yang (Multimedia Nusantara).

Baca juga: INASGOC minta jaminan energi-telekomunikasi dari BUMN

Baca juga: INASGOC ajak masyarakat terlibat dalam pengamanan Asian Games