Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Lembaga Perlindungan Anak Indonesia ((LPAI) Heni Hermanio mengecam keras aksi terorisme yang terjadi di Surabaya yang melibatkan anak-anak dalam aksi pemboman.

"Kami mengutuk dan mengecam keras aksi melibatkan anak-anak. Terus terang kami prihatin dengan peristiwa ini, anak-anak yang tidak berdosa dijadikan sasaran tindak terorisme," kata Heni yang dihubungi Antara di Jakarta, Minggu.

Ia menilai aksi terorisme yang terjadi semakin lama semakin sadis karena awalnya hanya melibatkan laki-laki, lalu perrempuan dan sekarang mulai melibatkan anak-anak.

"Yang kami prihatin adalah anak-anak yang punya masa depan masih panjang harus menjadi korban kebiadaban suatu tindakan terorisme yang diyakini sebagai sesuatu yang benar oleh sekelompok orang," tambah dia.

Lebih lanjut dia mengatakan LPAI siap mendampingi anak-anak korban teror bom yang terjadi di rumah ibadah di Surabaya, untuk memulihkan rasa trauma mereka atas peristiwa teror yang terjadi pada Minggu (13/5) pagi tersebut.

Rangkaian aksi bom bunuh diri terjadi pada Minggu pagi sekitar pukul 07.30 WIB di tiga rumah ibadah, yaitu Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela (STMB), Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro Surabaya dan Gereja Pentakosta di Jalan Arjuno Surabaya.

Hingga saat ini korban meninggal akibat aksi teror tersebut sedikitnya berjumlah 11 orang, sementara 41 orang lainnya terluka.

Presiden RI Joko Widodo mengatakan bahwa pelaku pengeboman gereja di Surabaya, Jawa Timur, menggunakan dua anak kecil dalam melakukan aksi bom bunuh diri.

Presiden pun menyesalkan bahwa aksi pengeboman itu telah menelan banyak korban, di antaranya anak-anak yang tidak berdosa.

Keprihatinan tersebut disampaikan Presiden mengingat seharusnya tidak terjadi atau jatuh korban yang begitu banyak, terlebih anak-anak kecil.

Baca juga: Jokowi: pelaku pengeboman gunakan anak-anak dalam beraksi