Surabaya (ANTARA News) - Peristiwa ledakan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jalan Raya Arjuno, Minggu, terjadi saat jemaat sedang membaca doa Misa sebelum berakhirnya peribadatan.

"Kejadiannya persis saat doa pulang usai ibadah," ujar petugas keamanan gereja Erens A. Ratupa ditemui di lokasi kejadian.

Ia menjelaskan, peribadatan Misa di gereja tersebut dimulai sekitar pukul 06.00 WIB, tapi jemaat sudah berdatangan sejak setengah jam sebelumnya.

Saat insiden ledakan terjadi, kata dia, jemaat yang sedang khusyuk berdoa dikejutkan dengan suara ledakan sehingga langsung berhamburan menyelematkan diri masing-masing.

Salah seorang petugas keamanan yang berjaga di depan, lanjut dia, bernama Giri Catur yang sampai saat ini belum dipastikan kondisinya.

"Semuanya berjubel dan evakuasi sekitar 20 menit. Yang luka-luka segera dilarikan ke poliklinik gereja dan ada yang dibaw ke rumah sakit," katanya.

Ia sendiri berada di bagian belakang saat insiden tersebut dan turut membantu mengevakuasi jemaat yang menyelamatkan diri.

Sementara itu, hingga pukul 13.00 WIB, situasi di sekitar lokasi masih dilakukan upaya proses evakuasi terhadap korban, termasuk meledakkan beberapa bom yang masih aktif menggunakan kendaraan jihandak milik Tim Gegana.

Arus lalu lintas untuk dua arah di Jalan Raya Arjuno ditutup total, sedangkan warga yang ingin melihat dari dekat juga masih bertahan, meski sebagian di antaranya dihalau petugas karena masuk area berbahaya.

Baca juga: Polisi: korban tewas bom gereja Surabaya menjadi 10 orang