Jakarta (ANTARA News) - Partai Kebangkitan Bangsa meminta Polri mengevaluasi sistem penanganan tindak pidana terorisme dan radikalisme, pascaterjadinya bom di gereja-gereja di Surabaya dan kerusuhan disertai penyanderaan di Lapas Cabang Salemba.

"Polri ke depan harus mengevaluasi penanganan radikalisme dan terorisme. Perlu disusun langkah-langkah sistematis dan berkelanjutan," kata Sekretaris Jenderal PKB Abdul Kadir Karding di Jakarta, Minggu.

Dia menilai sistem penanganan tindakan terorisme dan radikalisme yang dilakukan Polri harus dievaluasi karena seharusnya dilakukan secara berkelanjutan, sistematis, menyeluruh dan bersifat strategis.

Baca juga: Polda Jatim: delapan tewas, 38 terluka akibat bom gereja Surabaya

Dia mengatakan terkait peristiwa bom di Surabaya yang terjadi pada Minggu (13/5) pagi, tidak cukup mengutuk terhadap terorisme dan radikalisme.

"Namun, kita harus bergandeng tangan sebagai sebuah bangsa untuk lawan radikalisme dan terorisme dengan langkah nyata dan strategis," ujarnya.

Selain itu menurut dia, "yang tidak kalah penting adalah memotivasi rakyat bahwa kita tidak boleh takut terhadap tindakan terorisme dan radikalisme".

Sebelumnya, Kepolisian Daerah Jawa Timur menyatakan sementara ini ada delapan orang tewas akibat serangan bom pada tiga gereja di Surabaya, Minggu.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera mengatakan delapan orang itu dari tiga lokasi serangan gereja di Surabaya.

"`Update` sementara ada delapan meninggal dunia dan 38 orang luka saat ini ada di rumah sakit termasuk korban polisi," kata Barung.

Barung menjelaskan dari delapan orang itu, empat orang tewas di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, dua orang di GKI Jalan Diponegoro, dan di GPPS Jalan Arjuno ada dua orang.

Baca juga: PPP kecam ledakan bom surabaya