Pemuda Muhammadiyah Lampung Timur kutuk pengeboman gereja Surabaya
13 Mei 2018 11:15 WIB
Olah TKP Bom Samarinda Tim Laboratorim Forensik Mabes Polri melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi ledakan di Gereja Oikumene, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Senin (14/11/2016). Tim Labfor Mabes Polri Cabang Surabaya dibantu personel Inafis Polda Kaltim membawa sejumlah benda terkait ledakan bom di Gereja Oikumene. (ANTARA FOTO/Amirullah)
Lampung Timur (ANTARA News) - Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Lampung Timur mengutuk pristiwa bom bunuh diri pada sejumlah gereja di Kota Surabaya, Jawa Timur pada Minggu pagi ini.
"Kami Pemuda Muhammadiyah mengutuk aksi bom di Surabaya, kami mengutuk kekerasan yang mengatasnamakan agama," kata Ketua Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Lampung Timur Ahmad Latiful Mufti, saat dihubungi, di Lampung Timur, Minggu.
Ia menyatakan peristiwa bom bunuh diri di sejunlah gereja di Surabaya itu telah melukai perasaan semua umat beragama.
Peristiwa di Surabaya, lanjutnya, tidak hanya melukai umat Kristiani tapi juga umat Islam.
Menurut dia, Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan dan aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama adalah salah.
"Kekerasan yang mengatasnamakan apa pun, Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan," kata dia lagi.
Terkait harapan Pemuda Muhammadiyah menanggulangi aksi terorisme, Latiful meminta pemerintah intensif mengajak seluruh elemen masyarakat berdialog.
"Pemerintah harus lebih intensif lagi mengajak seluruh elemen masyarakat tanpa terkecuali khususnya kepada kelompok-kelompok yang dianggap teroris untuk duduk bersama berdialog, mencari solusi tentang persoalan-persoalan bangsa yang kita hadapi," ujarnya.
Karena, lanjutnya, banyak faktor penyebab muncul terorisme yang salah satunya dengan motif agama.
"Oleh karena itu, kami berharap pemerintah harus lebih bijak lagi dalam memerangi terorisme, sehingga tidak tumbuh teroris-teroris baru setelah tersangka atau terduga teroris ditangkap, diadili dan dihukum," ujar dia lagi.
Kepolisian Daerah Jawa Timur menyatakan ada tiga serangan bom pada tiga gereja di Kota Pahlawan Surabaya, Minggu ini.
"Kejadian bom ada di tiga lokasi. Di Gereja Santa Maria Tak Bercela Ngagel, GKI Jalan Diponegoro, dan Gereja Jalan Arjuno," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera.
Saat ini polisi tengah melakukan identifikasi dengan mengolah tempat kejadian perkara (TKP)
Barung menjelaskan dalam perisitiwa ledakan di Gereja Santa Maria Tak Bercela ada dua orang yang meninggal dunia. Sementara 13 lainnya mengalami luka-luka.
Ledakan di Gereja Santa Maria Tak Bercela Ngagel terjadi pukul 07.30 WIB, di GKI Jalan Diponegoro pukul 07.35 WIB, dan Gereja Pantekosta Jalan Arjuno pukul 08.00 WIB. Informasi sementara korban meninggal mencapai delapan orang, termasuk beberapa di antaranya terduga pelaku bom bunuh diri itu.
Baca juga: Pelaku bom Surabaya diduga seorang ibu bawa dua balita
"Kami Pemuda Muhammadiyah mengutuk aksi bom di Surabaya, kami mengutuk kekerasan yang mengatasnamakan agama," kata Ketua Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Lampung Timur Ahmad Latiful Mufti, saat dihubungi, di Lampung Timur, Minggu.
Ia menyatakan peristiwa bom bunuh diri di sejunlah gereja di Surabaya itu telah melukai perasaan semua umat beragama.
Peristiwa di Surabaya, lanjutnya, tidak hanya melukai umat Kristiani tapi juga umat Islam.
Menurut dia, Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan dan aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama adalah salah.
"Kekerasan yang mengatasnamakan apa pun, Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan," kata dia lagi.
Terkait harapan Pemuda Muhammadiyah menanggulangi aksi terorisme, Latiful meminta pemerintah intensif mengajak seluruh elemen masyarakat berdialog.
"Pemerintah harus lebih intensif lagi mengajak seluruh elemen masyarakat tanpa terkecuali khususnya kepada kelompok-kelompok yang dianggap teroris untuk duduk bersama berdialog, mencari solusi tentang persoalan-persoalan bangsa yang kita hadapi," ujarnya.
Karena, lanjutnya, banyak faktor penyebab muncul terorisme yang salah satunya dengan motif agama.
"Oleh karena itu, kami berharap pemerintah harus lebih bijak lagi dalam memerangi terorisme, sehingga tidak tumbuh teroris-teroris baru setelah tersangka atau terduga teroris ditangkap, diadili dan dihukum," ujar dia lagi.
Kepolisian Daerah Jawa Timur menyatakan ada tiga serangan bom pada tiga gereja di Kota Pahlawan Surabaya, Minggu ini.
"Kejadian bom ada di tiga lokasi. Di Gereja Santa Maria Tak Bercela Ngagel, GKI Jalan Diponegoro, dan Gereja Jalan Arjuno," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera.
Saat ini polisi tengah melakukan identifikasi dengan mengolah tempat kejadian perkara (TKP)
Barung menjelaskan dalam perisitiwa ledakan di Gereja Santa Maria Tak Bercela ada dua orang yang meninggal dunia. Sementara 13 lainnya mengalami luka-luka.
Ledakan di Gereja Santa Maria Tak Bercela Ngagel terjadi pukul 07.30 WIB, di GKI Jalan Diponegoro pukul 07.35 WIB, dan Gereja Pantekosta Jalan Arjuno pukul 08.00 WIB. Informasi sementara korban meninggal mencapai delapan orang, termasuk beberapa di antaranya terduga pelaku bom bunuh diri itu.
Baca juga: Pelaku bom Surabaya diduga seorang ibu bawa dua balita
Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: