Baghdad (ANTARA News) - Tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu legislatif Irak yang diselenggarakan Sabtu waktu setempat mencapai 44,52 persen.

92 persen dari total suara masuk dari 44,52 persen pemilik hak suara sudah dihitung, kata komisi pemilihan umum Irak seperti dikutip Reuters.

Irak menggelar Pemilu pertama sejak mengalahkan ISIS di bawah apatisme publik bahwa hasil Pemilu akan mengantarkan perang terselubung Amerika Serikat dan Iran di negara itu.

Irak menghadapi lanskap politik yang terfragmentasi lima bulan setelah ISIS dikalahkan. Fragmentasi itu terjadi antara warga Syiah yang dominan, Kurdi dan Sunni.

Keamanan diperketat setelah ISIS mengancam meneror Pemilu ini. Seorang polisi terbunuh dan lima lainnya terluka akibat serangan mortir di Irak, tetapi di luar itu tidak ada insiden besar.

Pemilu ini dilangsungkan setelah hubungan AS dan Iran yang bersaing di Irak menegang kembali menyusuk keputusan Washington menarik diri dari perjanjian nuklir Iran 2015 yang dikhawatirkan akan mendestabilisasi Irak lagi.

Baca juga:Warga Irak memilih dalam pemilu pertama sejak kalahkan ISIS