Pemilu Irak diikuti 44,5 persen pemilih
13 Mei 2018 04:15 WIB
Pada pemilu legislatif kali ini, wartawan Irak Muntazer al-Zaidi yang terkenal karena melemparkan sepatu ke muka presiden AS sat itu George Bush, turut mencalonkan diri dengan mengkampanyekan anti-korupsi dan anti-sektarianisme. REUTERS/Denis Balibouse/Files
Baghdad (ANTARA News) - Tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu legislatif Irak yang diselenggarakan Sabtu waktu setempat mencapai 44,52 persen.
92 persen dari total suara masuk dari 44,52 persen pemilik hak suara sudah dihitung, kata komisi pemilihan umum Irak seperti dikutip Reuters.
Irak menggelar Pemilu pertama sejak mengalahkan ISIS di bawah apatisme publik bahwa hasil Pemilu akan mengantarkan perang terselubung Amerika Serikat dan Iran di negara itu.
Irak menghadapi lanskap politik yang terfragmentasi lima bulan setelah ISIS dikalahkan. Fragmentasi itu terjadi antara warga Syiah yang dominan, Kurdi dan Sunni.
Keamanan diperketat setelah ISIS mengancam meneror Pemilu ini. Seorang polisi terbunuh dan lima lainnya terluka akibat serangan mortir di Irak, tetapi di luar itu tidak ada insiden besar.
Pemilu ini dilangsungkan setelah hubungan AS dan Iran yang bersaing di Irak menegang kembali menyusuk keputusan Washington menarik diri dari perjanjian nuklir Iran 2015 yang dikhawatirkan akan mendestabilisasi Irak lagi.
Baca juga:Warga Irak memilih dalam pemilu pertama sejak kalahkan ISIS
92 persen dari total suara masuk dari 44,52 persen pemilik hak suara sudah dihitung, kata komisi pemilihan umum Irak seperti dikutip Reuters.
Irak menggelar Pemilu pertama sejak mengalahkan ISIS di bawah apatisme publik bahwa hasil Pemilu akan mengantarkan perang terselubung Amerika Serikat dan Iran di negara itu.
Irak menghadapi lanskap politik yang terfragmentasi lima bulan setelah ISIS dikalahkan. Fragmentasi itu terjadi antara warga Syiah yang dominan, Kurdi dan Sunni.
Keamanan diperketat setelah ISIS mengancam meneror Pemilu ini. Seorang polisi terbunuh dan lima lainnya terluka akibat serangan mortir di Irak, tetapi di luar itu tidak ada insiden besar.
Pemilu ini dilangsungkan setelah hubungan AS dan Iran yang bersaing di Irak menegang kembali menyusuk keputusan Washington menarik diri dari perjanjian nuklir Iran 2015 yang dikhawatirkan akan mendestabilisasi Irak lagi.
Baca juga:Warga Irak memilih dalam pemilu pertama sejak kalahkan ISIS
Pewarta: ANTARA
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018
Tags: