Presiden targetkan 1,5 juta sertifikat tanah di Jatim
12 Mei 2018 17:32 WIB
Presiden Joko Widodo memberi sambutan dalam acara peresmian Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Pesantrenproneur di pesantren Byat al Hikmah Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (12/5/2018). Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) memperjuangkan program pengembangan kewirausahaan di pesantren atau pesantren preneur agar menjadi program nasional yang terintegrasi dengan baik. (ANTARA FOTO/Umarul Faruq)
Pasuruan (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menargetkan penerbitan 1,5 juta sertifikat tanah kepada masyarakat di Jawa Timur pada 2018.
"Target saya 7 juta sertifikat harus diberikan ke rakyat tahun ini. Di Jawa Timur sendiri targetnya 1,5 juta sertifikat tahun ini," kata Presiden Joko Widodo di Gelanggang Olahraga Sasana Kridha Anoraga, Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu.
Presiden menyampaikan hal itu dalam acara pembagian 3.973 sertifikat tanah untuk masyarakat di kabupaten Pasuruan, kota Pasuruan, kabupaten Probolinggo, kota Probolinggo, kota Mojokerto serta kota Surabaya.
"Saya tahu pak menteri ATR/BPN (Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional) Sabtu Minggu sering gak libur, kantor BPN sering tidak libur memang harus seperti itu melayani rakyat benar gak?" tambah Presiden.
Presiden pun meminta agar pelayanan BPN dapat dipercepat dan jangan sampai masyarakat menunggu bertahun-tahun agar dapat memperoleh sertifikat.
"Jadi kenapa didorong agar 7 juta sertifikat di seluruh tanah air bisa diterima masyarakat? Karena setiap saya ke kampung, di semua provinsi, semua keluhannya sengketa tanah, sengketa lahan," tambah Presiden.
Bila berhadapan dengan hal itu maka masyarakat pasti kalah melawan pengusaha ataupun pihak lainnya.
"Masyarakat pasti kalah tapi setelah pegang sertifikat tanda hak hukum atas tanah enak banget, ini milik saya , tidak bisa (diambil), di sini ada tulisan pemegang hak tanah, bila dibawa ke pengadilan manapun akan menang sehingga tanda bukti hak hukum ini maksud sertifikat diselesaikan secepat-cepatnya dan tidak ada sengketa dimana rakyat selalu kalah, Insya Allah aman," jelas Presiden.
Terakhir Presiden berpesan agar dalam pemilihan kepala daerah maupun presiden, masyarakat jangan tidak saling sapa antartetangga atau antar kampung.
"Jangan karena pilihan yang beda, jadi tidak sapa, jangan. Kita malah rugi besar, beda pilihan tidak apa-apa dicoblos lalu rukun kembali, jangan sampai termakan oleh fitnah dan hasutan yang tidak betul," tegas Presiden.
Presiden mengakui bahwa memang terkadang politik itu jahat.
"Kadang politik seperti itu kadang politik itu jahat, hati-hati jangan sampai ada fitnah hasutan, kabar bohong diterima tidak ada penyaringnya, saya senang sekali masyarakat Jawa Timur rukun-rukun, saya senang Alhamdulilah karena kepemimpinan Pak Gubernur, Pakde Karwo, tepuk tangan untuk Pakde Karwo," kata Presiden yagn disambut tepuk tangan warga di dalam GOR.
Hadir juga dalam acara itu Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
"Target saya 7 juta sertifikat harus diberikan ke rakyat tahun ini. Di Jawa Timur sendiri targetnya 1,5 juta sertifikat tahun ini," kata Presiden Joko Widodo di Gelanggang Olahraga Sasana Kridha Anoraga, Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu.
Presiden menyampaikan hal itu dalam acara pembagian 3.973 sertifikat tanah untuk masyarakat di kabupaten Pasuruan, kota Pasuruan, kabupaten Probolinggo, kota Probolinggo, kota Mojokerto serta kota Surabaya.
"Saya tahu pak menteri ATR/BPN (Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional) Sabtu Minggu sering gak libur, kantor BPN sering tidak libur memang harus seperti itu melayani rakyat benar gak?" tambah Presiden.
Presiden pun meminta agar pelayanan BPN dapat dipercepat dan jangan sampai masyarakat menunggu bertahun-tahun agar dapat memperoleh sertifikat.
"Jadi kenapa didorong agar 7 juta sertifikat di seluruh tanah air bisa diterima masyarakat? Karena setiap saya ke kampung, di semua provinsi, semua keluhannya sengketa tanah, sengketa lahan," tambah Presiden.
Bila berhadapan dengan hal itu maka masyarakat pasti kalah melawan pengusaha ataupun pihak lainnya.
"Masyarakat pasti kalah tapi setelah pegang sertifikat tanda hak hukum atas tanah enak banget, ini milik saya , tidak bisa (diambil), di sini ada tulisan pemegang hak tanah, bila dibawa ke pengadilan manapun akan menang sehingga tanda bukti hak hukum ini maksud sertifikat diselesaikan secepat-cepatnya dan tidak ada sengketa dimana rakyat selalu kalah, Insya Allah aman," jelas Presiden.
Terakhir Presiden berpesan agar dalam pemilihan kepala daerah maupun presiden, masyarakat jangan tidak saling sapa antartetangga atau antar kampung.
"Jangan karena pilihan yang beda, jadi tidak sapa, jangan. Kita malah rugi besar, beda pilihan tidak apa-apa dicoblos lalu rukun kembali, jangan sampai termakan oleh fitnah dan hasutan yang tidak betul," tegas Presiden.
Presiden mengakui bahwa memang terkadang politik itu jahat.
"Kadang politik seperti itu kadang politik itu jahat, hati-hati jangan sampai ada fitnah hasutan, kabar bohong diterima tidak ada penyaringnya, saya senang sekali masyarakat Jawa Timur rukun-rukun, saya senang Alhamdulilah karena kepemimpinan Pak Gubernur, Pakde Karwo, tepuk tangan untuk Pakde Karwo," kata Presiden yagn disambut tepuk tangan warga di dalam GOR.
Hadir juga dalam acara itu Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: