Kemristekdikti : Kemampuan pemograman wajib dimiliki mahasiswa
12 Mei 2018 15:55 WIB
Arsip: Pemenang Kompetisi Robotik Internasional Siswa Madrasah Aliyah TechnoNatura yang tergabung dalam tim "Never Before" bersama Kepala Sekolah Tras Rustamaji (kanan) mempraktikkan kinerja robot WowWi karya mereka di Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Kamis (3/8/2017). (ANTARA /Indrianto Eko Suwarso)
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Intan Ahmad mengatakan kemampuan pemograman dan pengolahan data wajib dimiliki oleh mahasiswa saat ini.
"Kemampuan pemograman dan pengolahan data wajib dimiliki mahasiswa saat ini. Sama seperti zaman dulu, yang mana mahasiswa perlu menguasai Bahasa Inggris. Sekarang sudah semua sudah menguasai Bahasa Inggris," ujar Intan pada saat pembukaan final Kontes Robot Indonesia (KRI) Regional II di Universitas Tarumanagara, Jakarta, Sabtu.
Dengan kemampuan pemograman dan pengolahan data, lanjut dia, dapat meningkatkan kapasitas pekerja pada masa yang akan datang. Saat ini, pada era Revolusi Industri 4.0 berbeda dengan beberapa tahun yang lalu.
Jika pada tahun-tahun sebelumnya, perguruan tinggi menghasilkan tenaga kerja yang memiliki satu pekerjaan untuk seumur hidup, maka saat ini perguruan tinggi menghasilkan tenaga kerja yang pekerjaannya belum ada pada saat ini.
"Kita menghasilkan tenaga kerja yang pekerjaannya sendiri belum ada pada saat ini, tapi lima tahun kemudian ada," katanya.
Intan berharap mahasiswa yang ikut serta dalam kontes robot tersebut, selalu meningkatkan kompetensi dirinya dengan belajar pemograman. KRI Regional II diikuti 95 tim yang berasal dari 44 perguruan tinggi.
Sementara itu, Rektor Universitas Tarumanagara Agustinus Purna Irawan, mengatakan kepercayaan menjadikan Untar sebagai penyelenggara dipandang sebagai perguruan tinggi yang memiliki kemampuan dalam keilmuan yang menunjang teknologi robotik.
"Teknologi robotik sejalan dengan perkembangan industri yang memasuki revolusi 4.0, yang mana peran teknologi tidak dapat dihindari dan otomasi menjadi hal yang penting,` kata Agustinus.
Pada kontes tersebut, para peserta harus mengeksplorasi kemampuan dalam perancangan, pelaksanaan, dan strategi serta pengembangan ide-idenya untuk dapat membuat dan merancang wahana bergerak berbentuk robot dengan berbagai bentuk dan struktur serta kecerdasan.
KRI terdiri atas lima divisi yakni Kontes Robot Abu Indonesia, Kontes Robot Pemadam Api Indonesia, Kontes Robot Seni Tari Indonesia, Kontes Robot Sepakbola Indonesia (KRSBI) Humanoid, dan Kontes Robot Sepakbola Indonesia (KRSBI) Beroda.
"Kemampuan pemograman dan pengolahan data wajib dimiliki mahasiswa saat ini. Sama seperti zaman dulu, yang mana mahasiswa perlu menguasai Bahasa Inggris. Sekarang sudah semua sudah menguasai Bahasa Inggris," ujar Intan pada saat pembukaan final Kontes Robot Indonesia (KRI) Regional II di Universitas Tarumanagara, Jakarta, Sabtu.
Dengan kemampuan pemograman dan pengolahan data, lanjut dia, dapat meningkatkan kapasitas pekerja pada masa yang akan datang. Saat ini, pada era Revolusi Industri 4.0 berbeda dengan beberapa tahun yang lalu.
Jika pada tahun-tahun sebelumnya, perguruan tinggi menghasilkan tenaga kerja yang memiliki satu pekerjaan untuk seumur hidup, maka saat ini perguruan tinggi menghasilkan tenaga kerja yang pekerjaannya belum ada pada saat ini.
"Kita menghasilkan tenaga kerja yang pekerjaannya sendiri belum ada pada saat ini, tapi lima tahun kemudian ada," katanya.
Intan berharap mahasiswa yang ikut serta dalam kontes robot tersebut, selalu meningkatkan kompetensi dirinya dengan belajar pemograman. KRI Regional II diikuti 95 tim yang berasal dari 44 perguruan tinggi.
Sementara itu, Rektor Universitas Tarumanagara Agustinus Purna Irawan, mengatakan kepercayaan menjadikan Untar sebagai penyelenggara dipandang sebagai perguruan tinggi yang memiliki kemampuan dalam keilmuan yang menunjang teknologi robotik.
"Teknologi robotik sejalan dengan perkembangan industri yang memasuki revolusi 4.0, yang mana peran teknologi tidak dapat dihindari dan otomasi menjadi hal yang penting,` kata Agustinus.
Pada kontes tersebut, para peserta harus mengeksplorasi kemampuan dalam perancangan, pelaksanaan, dan strategi serta pengembangan ide-idenya untuk dapat membuat dan merancang wahana bergerak berbentuk robot dengan berbagai bentuk dan struktur serta kecerdasan.
KRI terdiri atas lima divisi yakni Kontes Robot Abu Indonesia, Kontes Robot Pemadam Api Indonesia, Kontes Robot Seni Tari Indonesia, Kontes Robot Sepakbola Indonesia (KRSBI) Humanoid, dan Kontes Robot Sepakbola Indonesia (KRSBI) Beroda.
Pewarta: Indriani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: