Bengkulu Selatan (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, akan mengembangkan wisata bunga rafflesia guna menarik minat wisatawan berkunjung ke daerah tersebut.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bengkulu Selatan Yulian Fauzi di Manna, Sabtu, menjelaskan BKSDA telah menemukan tiga lokasi munculnya bunga rafflesia, yakni Desa Padang Lebar dan Desa Kemang Manis yang merupakan habitat Rafflesia Bengkuluensis, serta Desa Palau Lebar habitat Rafflesia Arnoldi.

"Masih ada dua lokasi habitat bunga bangkai Amorphophallus titanium," katanya.

Ia menilai, dengan ditemukannya tiga lokasi habitat bunga rafflesia tersebut, maka prospek pengembangan wisata di Bengkulu Selatan diharapkan akan berjalan mulus.

"Rafflesia mekar tidak mengenal musim. Bunga ini bisa menjadi destinasi wisata menarik," ujarnya.

Untuk itu, Yulian memerintahkan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat supaya melindungi dan menjaga habitat rafflesia agar tidak dirusak oleh oknum tidak bertanggungjawab.

"Sebab, ada beberapa spot rafflesia yang telah dirusak oleh sejumlah oknum. Mereka memotong inang rafflesia, sehinga menyebabkan bunga itu mati," katanya.

Sementara itu, terkait ada beberapa lahan perkebunan milik warga yang menjadi habibat tumbuhnya rafflesia, pemerintah daerah akan mengupayakan pembebasan lahan agar bunga ini dapat tumbuh dan mekar dengan baik.

Bunga rafflesia merupakan tumbuhan parasit yang hanya mampu bertahan mekar sekitar sepekan. Bunga ini kerap menempel pada batang liana, yakni tumbuhan merambat dari genus etrasigma. Sifat Tetrasigma yang mengandung banyak air, mengindikasikan rafflesia rentan terhadap kekeringan.

Rafflesia sendiri tidak memiliki daun sehinga tidak mampu berfotosintesa, serta tidak memiliki akar dan tangkai batang. Bila inangnya mati, maka rafflesia juga akan mati. Bunga ini menyerap unsur organik dan anorganik melalui haustorium atau sejenis akar dari jaringan inangnya.

Dulunya, Gubernur Jenderal Inggris Thomas Stamford Raffles dan Dokter Botani Joseph Arnold menemukan bunga langka ini saat melakukan perjalanan susur Sungai Manna di Lubuk Tapi, Bengkulu Selatan, pada 1818 silam. Bunga ini pun lantas dikenal dengan nama Rafflesia Arnoldi.

"Kami berkomiten akan mengembangkan wisata bunga rafflesia di Bengkulu Selatan, sebab tidak hanya tentang eksistensi flora tetapi juga sejarah penemuan bunga rafflesia," ucapnya.