Yogyakarta (ANTARA News) - Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila Yudi Latif berharap upaya penanaman ideologi Pancasila di kampus kembali diperkuat mengingat perebutan berbagai macam ideologi ada di lembaga pendidikan tinggi itu.

"Penanaman nilai-nilai Pancasila perlu disemai kembali karena ruang kontestasi ideologi ruang rebutnya ada di kampus," kata Yudi Latif saat Seminar dan Bedah Buku "Pancasila Sebagai Orientasi Mewujudkan Peradaban Kasih" di Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, Jumat.

Menurut Yudi, selama 20 tahun pascareformasi, nilai-nilai Pancasila tidak lagi menjadi subjek penting yang intensif ditanamankan mulai level pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Padahal, simpul perekat ikatan antarmasyarakat ada pada nilai-nilai Pancasila.

Menurut dia, tanpa ada gerakan yang masif untuk kembali menghidupkan penanaman ideologi pancasila, paham-paham transnasional, termasuk radikalisme mudah menyusup di ruang-ruang pendidikan tinggi. Berdasarkan hasil penelitian Badan Intelijen Nasional (BIN) Tahun 2017, menyebutkan bahwa sekitar 39 persen mahasiswa terpapar paham radikalisme.

Ia menilai selama ini subjek penting dalam pendidikan di Indonesia hanya difokuskan pada pencapaian kecerdasan personal. Akibatnya, penghargaan prestasi akademik secara peresonal yang selalu menjadi ukuran.

Oleh sebab itu, menurut Yudi, penting bagi perguruan tinggi menyadari bahwa selain memacu kecerdasan personal juga perlu ditanamkan kecerdasan kekeluargaan melalui nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila.

"Jadi Pancasila bukan sekadar ornamen pembelajaran, tetapi merupakan fundamen penting dalam pembelajaran," kata dia.

Untuk kembali menghidupkan penanaman Pancasila, Yudi mengatakan Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) memiliki agenda untuk mereaktualisasi pemahaman Pancasila, memperbaiki metodologi serta bahan-bahan pembelajaran Pancasila. "Pengajaran Pancasila juga kami perbaiki tidak sekadar bersifat reaktif, tetapi atraktif , misalnya dengan melibatkan para sineas," kata dia.

Sementara itu, Dosen Unit Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Universitas Atma Jaya Benardus Suliantoro mengatakan pembelajaran ideologi Pancasila hendaknya mampu menggugah, menyadarkan serta mengaktualkan seluruh potensi kemanusiaan secara menyeluruh dan seimbang.

"Suasana pembelajaran perlu dikondisikan sebagai pencerminan gagasan ideal dari nilai yang diperjuangkan oleh ideologi Pancasila," kata dia.

Baca juga: As'ad: ideologi transnasional ancaman bagi Pancasila