Deddy Mizwar janji penuhi kebutuhan air bersih Jabar
11 Mei 2018 20:13 WIB
Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar (kiri) dan Dedi Mulyadi menyampaikan visi dan misi saat Debat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat di Sabuga, Bandung, Jawa Barat, Senin (12/3/2018). Debat calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar pertama tersebut mengangkat sejumlah isu seperti politik, hukum, ekonomi, pemerintahan daerah, UMKM dan infrastruktur. (ANTARA /M Agung Rajasa)
Bandung (ANTARA News) - Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut empat Deddy Mizwar berjanji jika menang dalam kontestasi Pilgub Jawa Barat 2018 akan meningkatkan kebutuhan air bersih seluruh warga Jawa Barat.
"Insya Allah air baku dan air bersih untuk irigasi, menjadi program kerja kami, rata-rata 73 persen yang bisa terlayani, irigasi yang baik maupun untuk penyediaan air minum bersih," kata Deddy Mizwar, dalam siaran persnya, Jumat.
Hari ini Deddy Mizwar yang berpasangan dengan Dedi Mulyadi di Pilgub Jawa Barat 2018 berkampanye di Kabupaten Bogor dan bersilaturahmi ke tokoh masyarakat Jasinga, Kabupaten Bogor.
Pria yang akrab disapa Demiz ini mengatakan ketersediaan air bersih di Jawa Barat masih rendah dan saat ini kebutuhan air bersih untuk masyarakat di Jabar rata-rata baru terlayani 73 persen.
Demiz mengatakan, air bersih merupakan kebutuhan hal yang paling mendasar bagi masyarakat untuk mencukupi kehidupannya terutama mencakup faktor kesehatan yang berkaitan dengan lingkungan hidup.
"Saya kira itu kebutuhan dasar yang tidak bisa ditawar, target kita bagaimana mendorong sebanyak-banyaknya bisa mengakses kebutuhan air bersih," katanya.
Menurutnya, program tersebut harus terealisasikan, dengan membangun langsung secara bertahap sesuai daerah yang sangat membutuhkannya.
"Pembangunan ini tidak perlu ada percontohan, nanti kita data langsung bagaimana kita bangun secara bertahap di daerah mana dulu," katanya.
Dia mengungkapkan, kekurangan air bersih karena alih fungsi lahan, sehingga tidak ada daerah resapan air yang mengakibatkan debitnya berkurang. Jika hujan deras maka alih fungsi lahan tadi airnya langsung jatuh ke sungai.
"Sudah tahu ada kawasan lindung, hutan lindung itu semua daerah resapan air supaya debit air pada musim panas terus ada. Jadi kalau dulu ada kawasan yang tadinya banyak air tiba-tiba kekurangan air pasti ada kawasan yang rusak akibat ulah manusia," katanya.
"Kemarin kita contoh di Bandung barat dulu banyak air, sekarang kesulitan air. Mengapa? Karena mungkin banyak kawasan hutan yang ditebang," katanya.
Baca juga: Ridwan Kamil ingin tingkatkan kesejateraan guru honorer
"Insya Allah air baku dan air bersih untuk irigasi, menjadi program kerja kami, rata-rata 73 persen yang bisa terlayani, irigasi yang baik maupun untuk penyediaan air minum bersih," kata Deddy Mizwar, dalam siaran persnya, Jumat.
Hari ini Deddy Mizwar yang berpasangan dengan Dedi Mulyadi di Pilgub Jawa Barat 2018 berkampanye di Kabupaten Bogor dan bersilaturahmi ke tokoh masyarakat Jasinga, Kabupaten Bogor.
Pria yang akrab disapa Demiz ini mengatakan ketersediaan air bersih di Jawa Barat masih rendah dan saat ini kebutuhan air bersih untuk masyarakat di Jabar rata-rata baru terlayani 73 persen.
Demiz mengatakan, air bersih merupakan kebutuhan hal yang paling mendasar bagi masyarakat untuk mencukupi kehidupannya terutama mencakup faktor kesehatan yang berkaitan dengan lingkungan hidup.
"Saya kira itu kebutuhan dasar yang tidak bisa ditawar, target kita bagaimana mendorong sebanyak-banyaknya bisa mengakses kebutuhan air bersih," katanya.
Menurutnya, program tersebut harus terealisasikan, dengan membangun langsung secara bertahap sesuai daerah yang sangat membutuhkannya.
"Pembangunan ini tidak perlu ada percontohan, nanti kita data langsung bagaimana kita bangun secara bertahap di daerah mana dulu," katanya.
Dia mengungkapkan, kekurangan air bersih karena alih fungsi lahan, sehingga tidak ada daerah resapan air yang mengakibatkan debitnya berkurang. Jika hujan deras maka alih fungsi lahan tadi airnya langsung jatuh ke sungai.
"Sudah tahu ada kawasan lindung, hutan lindung itu semua daerah resapan air supaya debit air pada musim panas terus ada. Jadi kalau dulu ada kawasan yang tadinya banyak air tiba-tiba kekurangan air pasti ada kawasan yang rusak akibat ulah manusia," katanya.
"Kemarin kita contoh di Bandung barat dulu banyak air, sekarang kesulitan air. Mengapa? Karena mungkin banyak kawasan hutan yang ditebang," katanya.
Baca juga: Ridwan Kamil ingin tingkatkan kesejateraan guru honorer
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018
Tags: