Yogyakarta (ANTARA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengatakan, masyarakat Yogyakarta sudah berpengalaman menghadapi dampak letusan freatik dari Gunung Merapi yang sempat memunculkan hujan abu tipis di daerah itu.

"Kalau masyarakat Yogyakarta sudah berpengalaman," kata dia, di Kantor Kepatihan, Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, pihaknya tidak menetapkan status siaga darurat akibat letusan freatik tersebut karena memang tidak ada informasi maupun kajian dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) yang menyebutkan situasi darurat di Gunung Merapi. "Ya semoga saja tidak keluar (letusan) lagi," kata dia.

Terkait dampak hujan abu tipis yang sempat terjadi hingga Kota Yogyakarta, Sultan berharap agar masyarakat berhati-hati saat membersihkan abu.

"Saat membersihkan abu, kalau di atas jangan manjat karena licin kalau terkena air," kata dia.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida?memastikan bahwa setelah letusan freatik pada Jumat pagi (11/5), tidak akan ada letusan susulan. Menurut dia, saat ini suhu udara di Puncak Gunung Merapi telah kembali normal pada posisi 40-50 derajat Celsius.

"Setelah ini tidak ada tahapan apa-apa, sudah tenang dan tidak ada erupsi susulan," kata dia.

Menurut dia, letusan freatik yang terjadi di Gunung Merapi dipicu tekanan dari akumulasi gas dan uap air yang mendorong material vulkanik sisa letusan 2010.

"Uap air dan gas terakumulasi kemudian mendobrak sisa material yang ada di dalam Gunung Merapi," kata dia.

Letusan freatik yang memicu kepulan asap tebal setinggi 5,5 kilometer dari Gunung Merapi itu, kata dia, hanya terjadi selama 5 menit dengan suhu udara di puncak gunung mencapai 80-90 derajat Celsius sejak terpantau muncul pada pukul 07.40 WIB.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah DIY menyatakan seluruh pengungsi di lereng Gunung Merapi saat ini sudah dipersilakan kembali ke rumah masing-masing dan beraktivitas normal seperti biasa setelah dinyatakan tidak ada letusan susulan.

"Sudah tidak ada lagi pengungsi, masyarakat di lereng Gunung Merapi sudah beraktivitas normal," kata Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD DIY, Wahyu Pristiawan.