Magelang, Jawa Tengah (ANTARA News) - Candi Borobudur di Kabupaten Magelang tetap buka untuk aktivitas kepariwisataan, tidak terdampak letusan freatik Gunung Merapi pada Jumat pagi.

"Borobudur tetap buka, aktivitas wisatawan di Candi Borobudur tetap normal," kata General Manager Taman Wisata Candi Borobudur I Gusti Putu Ngurah Sedana ketika dihubungi dari Magelang.

Sekitar 300 orang wisatawan yang menikmati matahari terbit dari puncak Candi Borobudur sudah turun dari kawasan stupa puncak candi ketika erupsi freatik Merapi terjadi sekitar pukul 07.40 WIB.

Meski tetap membuka tempat wisata, pengelola Borobudur berkoordinasi dengan Balai Konservasi Borobudur untuk mengamati perkembangan situasi pascaerupsi freatik Merapi dan mengantisipasi potensi dampaknya.

Pengelola antara lain menyiapkan semacam terpal khusus yang akan digunakan bila dirasa perlu menutup stupa Candi Borobudur agar tidak tertimpa abu vulkanik serta menyiagakan petugasnya.

"Akan tetapi sampai sekarang tidak terjadi hujan abu di Borobudur. Informasi yang kami terima arah angin ke tenggara sehingga abu dari Merapi tidak sampai di Borobudur. Tetapi personel di lapangan tetap siaga," ujarnya

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta menyatakan erupsi freatik Merapi terjadi sekitar pukul 07.40 WIB selama lima menit dengan tinggi kolom asap solfatara mencapai sekitar 5,5 kilometer. Suara gemuruh menyertai erupsi tersebut.

Saat terjadi fase erupsi hebat Gunung Merapi pada 2010 yang disusul dengan hujan abu intensif, Candi Borobudur terdampak abu vulkanik dari gunung itu sehingga selama beberapa waktu harus ditutup untuk aktivitas kepariwisataan.

Upaya pemulihan kondisi Candi Borobudur dari abu Merapi dilakukan selama beberapa tahun pascaerupsi 2010 dengan melibatkan para ahli lintas ilmu, petugas, dan relawan.

Baca juga:
Tinggi kolom asap letusan Merapi sampai 5,5 km
Status Gunung Merapi normal aktif