Warga lereng Merapi masih trauma erupsi 2010
11 Mei 2018 10:36 WIB
Gunung Merapi mengeluarkan asap putih saat terjadi letusan freatik di Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (11/5/2018). Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terjadi letusan freatik Gunung Merapi disertai suara gemuruh dengan tekanan sedang hingga kuat dan tinggi kolom 5.500 meter dari puncak kawah pada pukul 07.32 WIB. (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)
Sleman (ANTARA News) - Warga di lereng Gunung Merapi di Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta panik dan berhamburan keluar rumah saat terjadi letusan freatik pada Jumat pagi sekitar pukul 07.30 WIB karena mereka masih trauma dengan erupsi besar pada 2010.
"Masyarakat masih trauma dengan peristiwa erupsi besar pada 2010, sehingga saat terjadi erupsi freatik sempat terjadi kepanikan," kata salah satu warga Pakem, Sleman Seno.
Menurut dia, saat kejadian sudah banyak masyarakat yang beraktivitas, ada yang sudah ke sawah atau ladang.
Baca juga: Letusan freatik Merapi picu hujan abu di lereng
"Semula warga mengira suara gemuruh karena ada konvoi motor gede (moge) yang hendak ke Kaliurang, tetapi setelah melihat asap letusan dari puncak Merapi mereka langsung sadar kalau suara gemuruh dari letusan Merapi," katanya.
Ia mengatakan, melihat hal tersebut warga panik dan langsung bergegas pulang dan bersiap mengungsi.
"Sudah ada beberapa truk pengangkut pengungsi yang disiapkan, ada beberapa orang yang juga menyiapkan tempat
barak pengungsian," katanya.
Baca juga: Tinggi kolom asap letusan Merapi sampai 5,5 km
Ia mengatakan, pascaletusan tersebut anak-anak siswa sekolah juga dipulangkan lebih awal dan tidak dilanjutkan kegiatan belajar mengajar.
"Hujan abu juga cukup tebal sehingga tidak sedikit warga yang masih trauma dengan erupsi besar 2010," katanya.
Baca juga: OPBD Srumbung: belum terjadi hujan abu Merapi
"Masyarakat masih trauma dengan peristiwa erupsi besar pada 2010, sehingga saat terjadi erupsi freatik sempat terjadi kepanikan," kata salah satu warga Pakem, Sleman Seno.
Menurut dia, saat kejadian sudah banyak masyarakat yang beraktivitas, ada yang sudah ke sawah atau ladang.
Baca juga: Letusan freatik Merapi picu hujan abu di lereng
"Semula warga mengira suara gemuruh karena ada konvoi motor gede (moge) yang hendak ke Kaliurang, tetapi setelah melihat asap letusan dari puncak Merapi mereka langsung sadar kalau suara gemuruh dari letusan Merapi," katanya.
Ia mengatakan, melihat hal tersebut warga panik dan langsung bergegas pulang dan bersiap mengungsi.
"Sudah ada beberapa truk pengangkut pengungsi yang disiapkan, ada beberapa orang yang juga menyiapkan tempat
barak pengungsian," katanya.
Baca juga: Tinggi kolom asap letusan Merapi sampai 5,5 km
Ia mengatakan, pascaletusan tersebut anak-anak siswa sekolah juga dipulangkan lebih awal dan tidak dilanjutkan kegiatan belajar mengajar.
"Hujan abu juga cukup tebal sehingga tidak sedikit warga yang masih trauma dengan erupsi besar 2010," katanya.
Baca juga: OPBD Srumbung: belum terjadi hujan abu Merapi
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: