16 regu Manggala Agni dukung pengendalian karhutla jelang Asia Games
10 Mei 2018 09:49 WIB
Ilustrasi - Petugas Manggala Agni menyemprotkan air ke lahan gambut yang terbakar, di Pekanbaru, Riau, Rabu (21/2/2018). (ANTARA FOTO/Rony Muharrman)
Bengkulu (ANTARA News) - Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (karhutla) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan 16 regu Manggala Agni menyiapkan dukungan untuk pengendalian karhutla di Provinsi Sumatera Selatan menjelang Asian Games 2018 yang digelar di Palembang dan Jakarta.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Raffles B. Panjaitan dalam keterangan tertulisnya diterima di Bengkulu, Kamis, menyatakan bahwa sejauh ini Manggala Agni secara rutin telah melakukan patroli pencegahan dengan menyisir daerah-daerah rawan. Aksi tersebut semakin intensif dilakukan melalui patroli terpadu Manggala Agni bersama anggota TNI, POLRI, dan Masyarakat Peduli Api (MPA).
Sebanyak 16 regu Manggala Agni dibentuk pada empat (daerah operasi) Daops wilayah Sumatera Selatan, meliputi Daops Banyuasin, Ogan Komering Ilir (OKI), Musi Banyuasin (Muba) dan Lahat dengan jumlah personel mencapai 243 orang.
Semua regu telah dilengkapi sarana dan prasarana penanganan karhutla. Sebanyak 16 regu tersebut ia mengatakan juga akan didukung oleh Brigade Pengendalian Karhutla dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan dan Balai Taman Nasional Berbak Sembilang.
"Sejak Februari, Manggala Agni secara rutin telah melakukan patroli pencegahan. Selain patroli rutin Manggala Agni, juga dilakukan patroli terpadu di wilayah Sumatera Selatan," ujar Raffles.
Raffles menambahkan bahwa Patroli terpadu pencegahan karhutla ini, akan mengaktifkan 50 posko desa dengan target jangkauan sebanyak 177 desa rawan karhutla. Kegiatan patroli terpadu ini telah dilaksanakan mulai awal Mei 2018 yang rencananya akan terus berlangsung sampai dengan akhir Oktober 2018.
Selain patroli rutin dan patroli terpadu, KLHK juga telah memperkuat kapasitas masyarakat dalam keterlibatannya membantu upaya-upaya pengendalian karhutla melalui pembentukan dan pembinaan MPA. MPA adalah kelembagaan masyarakat yang dibentuk pada wilayah-wilayah rawan karhutla.
Sejauh ini, MPA yang sudah dibentuk di Sumatera Selatan sebanyak 855 anggota yang dibentuk dan dibina oleh KLHK, ditambah 202 anggota MPA yang dibentuk oleh perusahaan pemegang konsesi hutan.
Pada saat ini juga, sarana patroli dan dukungan operasi pemadam udara berupa pesawat heli telah disiagakan di wilayah di Provinsi Sumatera Selatan dan provinsi sekitarnya. Ada satu unit helikopter KLHK telah beroperasi di wilayah Riau untuk melakukan patroli udara dan penanggulangan karhutla.
Helikopter tipe Bell 412 ini telah beroperasi sejak 15 Februari 2018, bersama Satgas Udara Provinsi Riau yang telah melakukan upaya water bombing sebanyak 3,7 juta liter air. Dan di Provinsi Riau juga disiagakan pesawat dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebanyak tiga helikopter, sedangkan khusus di Sumatera Selatan akan disiagakan sejumlah empat helikopter.
Sementara itu, pantauan Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK pada Selasa (08/05), pukul 20.00 WIB, terdeteksi lima hotspot yang terpantau satelit NOAA-19, masing-masing satu titik di Riau, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Barat, dan dua titik di Kalimantan Utara. Sementara Satelit TERRA-AQUA (NASA) mendeteksi tiga hotspot dengan rincian masing-masing satu titik di Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Raffles B. Panjaitan dalam keterangan tertulisnya diterima di Bengkulu, Kamis, menyatakan bahwa sejauh ini Manggala Agni secara rutin telah melakukan patroli pencegahan dengan menyisir daerah-daerah rawan. Aksi tersebut semakin intensif dilakukan melalui patroli terpadu Manggala Agni bersama anggota TNI, POLRI, dan Masyarakat Peduli Api (MPA).
Sebanyak 16 regu Manggala Agni dibentuk pada empat (daerah operasi) Daops wilayah Sumatera Selatan, meliputi Daops Banyuasin, Ogan Komering Ilir (OKI), Musi Banyuasin (Muba) dan Lahat dengan jumlah personel mencapai 243 orang.
Semua regu telah dilengkapi sarana dan prasarana penanganan karhutla. Sebanyak 16 regu tersebut ia mengatakan juga akan didukung oleh Brigade Pengendalian Karhutla dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan dan Balai Taman Nasional Berbak Sembilang.
"Sejak Februari, Manggala Agni secara rutin telah melakukan patroli pencegahan. Selain patroli rutin Manggala Agni, juga dilakukan patroli terpadu di wilayah Sumatera Selatan," ujar Raffles.
Raffles menambahkan bahwa Patroli terpadu pencegahan karhutla ini, akan mengaktifkan 50 posko desa dengan target jangkauan sebanyak 177 desa rawan karhutla. Kegiatan patroli terpadu ini telah dilaksanakan mulai awal Mei 2018 yang rencananya akan terus berlangsung sampai dengan akhir Oktober 2018.
Selain patroli rutin dan patroli terpadu, KLHK juga telah memperkuat kapasitas masyarakat dalam keterlibatannya membantu upaya-upaya pengendalian karhutla melalui pembentukan dan pembinaan MPA. MPA adalah kelembagaan masyarakat yang dibentuk pada wilayah-wilayah rawan karhutla.
Sejauh ini, MPA yang sudah dibentuk di Sumatera Selatan sebanyak 855 anggota yang dibentuk dan dibina oleh KLHK, ditambah 202 anggota MPA yang dibentuk oleh perusahaan pemegang konsesi hutan.
Pada saat ini juga, sarana patroli dan dukungan operasi pemadam udara berupa pesawat heli telah disiagakan di wilayah di Provinsi Sumatera Selatan dan provinsi sekitarnya. Ada satu unit helikopter KLHK telah beroperasi di wilayah Riau untuk melakukan patroli udara dan penanggulangan karhutla.
Helikopter tipe Bell 412 ini telah beroperasi sejak 15 Februari 2018, bersama Satgas Udara Provinsi Riau yang telah melakukan upaya water bombing sebanyak 3,7 juta liter air. Dan di Provinsi Riau juga disiagakan pesawat dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebanyak tiga helikopter, sedangkan khusus di Sumatera Selatan akan disiagakan sejumlah empat helikopter.
Sementara itu, pantauan Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK pada Selasa (08/05), pukul 20.00 WIB, terdeteksi lima hotspot yang terpantau satelit NOAA-19, masing-masing satu titik di Riau, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Barat, dan dua titik di Kalimantan Utara. Sementara Satelit TERRA-AQUA (NASA) mendeteksi tiga hotspot dengan rincian masing-masing satu titik di Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Pewarta: Virna Puspa S
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: