New York (ANTARA News) - Harga minyak naik tajam pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan negaranya akan menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran.

Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Selasa (8/5), Trump mengumumkan keluar dari kesepakatan tersebut, menambahkan dia tidak akan menandatangani pelepasan sanksi-sanksi atas Iran terkait nuklir.

Trump mengulang sikap tegasnya soal kesepakatan tersebut, yang dianggapnya gagal mencegah Iran mengembangkan senjara nuklir atau mendukung terorisme di kawasan.

Gedung Putih bersikeras untuk mengambil keputusan itu kendati Trump mengakui dalam pidatonya bahwa Iran telah mematuhi kesepakatan.

Namun, ia tidak menentukan tenggat waktu dan skala sanksi yang akan diberlakukan kembali.

Harga minyak memperpanjang kenaikannya setelah Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan penurunan stok AS minyak mentah dan bensin pada Rabu (9/5).

Menurut pemerintah, persediaan minyak mentah komersial AS turun 2,2 juta barel menjadi berada di 433,8 juta barel pekan lalu.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, naik 2,08 dolar AS menjadi menetap di 71,14 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli, naik 2,36 dolar AS menjadi ditutup pada 77,21 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Baca juga: Buntut AS keluar dari pakta nuklir Iran, harga minyak melambung

Baca juga: Harga minyak turun setelah AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran