Jakarta (ANTARA News) - Sekolah tinggi ilmu komunikasi London School of Public Relations di Jakarta mendorong mahasiswa dan lulusannya menjadi pengusaha yang kreatif dan inovatif melalui berbagai media pembelajaran.

"Rasa untuk menjadi pengusaha dan kualitas kewirausahaan harus dibangun dalam pikiran para mahasiswa sejak dini. Pola pikir kewirausahaan akan menumbuhkan bisnis baik yang yang berskala kecil atau pun besar," kata Pendiri dan Direktur London School of Public Relations (LSPR) Jakarta, Prita Kemal Gani pada peluncuran Pusat Kajian Kewirausahaan Kreatif ASEAN (CACS) di Jakarta, Rabu.

Pusat kajian tersebut dibangun sebagai lembaga pendukung pembelajaran guna mempersiapkan mahasiswa menjadi penggiat usaha yang kreatif.

Menurut Prita, banyak pengusaha membutuhkan bantuan ahli komunikasi guna membantu mereka dalam mempromosikan bisnis kepada masyarakat. Hal ini bertujuan membangun pemahaman dan menarik perhatian masyarakat tentang produk dan layanan yang dijual.

"Ingat bahwa orang suka membeli dari orang yang mereka sukai. Jadi, mahasiswa yang belajar ilmu komunikasi perlu belajar tentang kewirausahaan," katanya.

Dia melanjutkan bahwa mahasiswa yang belajar ilmu komunikasi serta studi kewirausahaan akan segera menjadi pengusaha yang sukses karena mereka memiliki dua kualitas, yakni keterampilan kewirausahaan dan keterampilan komunikasi.

Peraturan Presiden Momor 6 Tahun 2015 menyebutkan bahwa ekonomi kreatif Indonesia adalah salah satu sektor bisnis utama yang perlu didorong, diperkuat dan dipromosikan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Prita menyebutkan bahwa Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) memprediksi pertumbuhan sektor kreatif di Indonesia pada 2018 akan mencapai 6,25 persen dan mempekerjakan 16,70 juta orang.

"Di Indonesia, sektor kuliner akan memimpin perubahan, diikuti oleh fashion, aplikasi, film dan musik," katanya.

Dia menambahkan bahwa hal tersebut adalah alasan LSPR untuk mendirikan pusat kajian kewirausahaan yang memotivasi para mahasiswa untuk menjadi pengusaha di industri kreatif.

Dia menjelaskan bahwa di era digital 4.0, media sosial dan teknologi memainkan peran penting dalam bisnis. "Perdagangan elektronik sedang berkembang pesat, perdagangan menjadi tanpa batas dan menghubungkan satu bisnis dengan yang lain tanpa waktu tunda. Kita sekarang menjadi warga dunia, jadi kita harus bekerja sama dan berkontribusi bersama," kata Prita.

Karena itu, kehadiran Pusat Kajian Kewirausahaan Kreatif ASEAN diharapkan dapat mempersiapkan mahasiswa berkualitas tinggi yang akan menjadi lulusan dengan kompetensi di bidang bisnis kreatif sehingga ikut mendukung program pembangunan pemerintah dan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pusat kajian itu juga diharapkan mendorong pengusaha muda Indonesia untuk terhubung dengan mitra mereka di kawasan ASEAN serta memajukan karya-karya kreatif Indonesia secara global.

"Karena itu saya ingin mendorong para mahasiswa sebagai bagian dari anak-anak muda di dunia untuk menjadi pengusaha sejati dan untuk mengedepankan gagasan-gagasan baru dan solusi yang inovatif," kata Prita.

Pusat Kajian Kewirausahaan Kreatif ASEAN menyiapkan sejumlah program bagi para mahasiswa, diantaranya program inkubasi bisnis (klinik pembinaan bisnis), program pelatihan untuk mengembangkan bisnis keluarga, dan membangun jaringan kewirausahaan alumni LSPR.