Jakarta (ANTARA News) - Mantan Direktur Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Suhardi menilai nama cendekiawan Din Syamsuddin layak dan memiliki preferensi tinggi menjadi bakal calon wapres untuk Pemilu 2019.
"Dia mumpuni sebagai cawapres. Bisa diduetkan dengan Joko Widodo, Prabowo Subianto, atau Gatot Nurmantyo," ujar Suhardi dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Din saat ini menjabat Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP)
Pernyataan Suhardi menyikapi mulai maraknya penyebutan nama Din Syamsuddin dalam bursa cawapres, yang saat ini sedang digodok oleh parpol-parpol peserta pemilu.
Suhardi mengatakan Din tidak hanya mumpuni sebagai ulama tetapi juga mempunyai kapasitas sebagai pemimpin yang baik.
Din, yang juga menjabat Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, mulai disebut masuk bursa cawapres setelah sukses menginisiasi forum Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia yang digelar di Bogor 1-3 Mei lalu.
Din sebelumnya juga pernah menjabat Ketua Umum MUI Pusat dan dua periode menjabat Ketua Umum PP Muhammadiyah.
Menurut Suhardi, posisi cawapres akan sangat menentukan kemenangan seorang capres, baik itu bagi Jokowi atau rivalnya nanti.
Siapapun capres 2019 nanti, kata dia, membutuhkan pendamping seorang tokoh yang memiliki integritas dan dikenal luas serta diterima banyak kalangan.
Mengenai peluang Din Syamsuddin, Suhardi menilai Din merupakan salah satu figur pemimpin Islam yang cukup senior.
Selain memiliki kemampuan organisasi yang teruji, juga dikenal sebagai intelektual muslim yang memiliki jaringan internasional luas serta memahami masalah politik.
"Namun di sisi lain, pengenalan masyarakat terhadap dia masih terbatas, terutama di pedesaan. Serta belum tentu parpol mau mencalonkannya jika tidak ada kesepakatan khusus, kecuali parpol yang memiliki kesamaan ide dengan dia," katanya.
Din Syamsuddin dinilai layak jadi cawapres
9 Mei 2018 19:53 WIB
Din Syamsuddin (ANTARA/Joko Susilo)
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: