Dikonfirmasi enam meninggal akibat bentrokan di brimob
9 Mei 2018 16:47 WIB
Dokumentasi saat personel Brigade Mobil Kepolisian Indonesia berjaga di depan Maskar Komando Brigade Mobil di Kelapa Dua, pascabentrok antara petugas dengan tahanan di Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5/2018). (ANTARA FOTO/Indrianto Suwarso)
Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian Indonesia mengonfirmasi ada korban jiwa pada bentrokan di sel-sel tahanan Markas Komando Brimob di Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, semalam. Dikonfirmasi bahwa enam korban jiwa itu terdiri dari lima polisi dan seorang dari narapidana teroris.
"Saat ini sudah di RS dr Soekanto," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Kepolisian Indonesia, Brigadir Jenderal Polisi M Iqbal, di Jakarta, Rabu.
Ia menyebutkan, lima polisi gugur dan seorang narapidana teroris tewas saat melawan dan mengambil senjata polisi. Seorang polisi masih disandera narapidana teroris di dalam ruangan dan dilakukan upaya negosiasi.
Ia menegaskan, situasi di Rumah Tahanan Markas Komando Brimob di Kelapa Dua kondusif dan terkendali, serta polisi juga memblokir tahanan di blok di mana bentrokan itu terjadi, agar tidak menyebar ke blok lain.
Iqbal meminta masyarakat agar tidak membesarkan kejadian itu karena tujuan teroris adalah untuk menyebarkan ketakutan kepada masyarakat. Dia menjelaskan kronologis bentrokan berawal ketika beberapa narapidana teroris yang menghuni sejumlah blok terlibat keributan dengan anggota Polri dipicu soal makanan.
"Masalah itu adalan standar operasional prosedur kepolisian memeriksa makanan tahanan yang masuk ke setiap rutan," ujar Iqbal. Makanan yang dikonsumsi penghuni Rumah Tahanan Markas Komando Brimob di Kelapa Dua harus "steril" dan tidak mengandung bahan terlarang.
Kemudian terjadi keributan disertai penyanderaan terhadap enam petugas Polri dan narapidana teroris itu diduga berusaha merebut senjata api.
Iqbal menyatakan, bentrokan itu tidak terkait dengan perlawanan dari kelompok bersenjata ISIS.
"Saat ini sudah di RS dr Soekanto," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Kepolisian Indonesia, Brigadir Jenderal Polisi M Iqbal, di Jakarta, Rabu.
Ia menyebutkan, lima polisi gugur dan seorang narapidana teroris tewas saat melawan dan mengambil senjata polisi. Seorang polisi masih disandera narapidana teroris di dalam ruangan dan dilakukan upaya negosiasi.
Ia menegaskan, situasi di Rumah Tahanan Markas Komando Brimob di Kelapa Dua kondusif dan terkendali, serta polisi juga memblokir tahanan di blok di mana bentrokan itu terjadi, agar tidak menyebar ke blok lain.
Iqbal meminta masyarakat agar tidak membesarkan kejadian itu karena tujuan teroris adalah untuk menyebarkan ketakutan kepada masyarakat. Dia menjelaskan kronologis bentrokan berawal ketika beberapa narapidana teroris yang menghuni sejumlah blok terlibat keributan dengan anggota Polri dipicu soal makanan.
"Masalah itu adalan standar operasional prosedur kepolisian memeriksa makanan tahanan yang masuk ke setiap rutan," ujar Iqbal. Makanan yang dikonsumsi penghuni Rumah Tahanan Markas Komando Brimob di Kelapa Dua harus "steril" dan tidak mengandung bahan terlarang.
Kemudian terjadi keributan disertai penyanderaan terhadap enam petugas Polri dan narapidana teroris itu diduga berusaha merebut senjata api.
Iqbal menyatakan, bentrokan itu tidak terkait dengan perlawanan dari kelompok bersenjata ISIS.
Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018
Tags: