Kemenperin fasilitasi pembangunan sentra IKM tenun Sumbar
8 Mei 2018 19:11 WIB
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Gati Wibawaningsih (kanan) bersama Wakil Ketua Dekranasda Yogyakarta Gusti Bendoro Raden Ayu Adipati Pakualam (tengah) melihat kain bati hasil IKM Yogyakarta di Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa. (ANTARA News/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian dan Pemerintah Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat bersinergi untuk membangun Sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kecamatan Lintau Buo, yang difokuskan pada pengembangan industri tenun.
“Kami tengah mendorong para pengrajin tenun kita untuk menghasilkan produk yang bernilai tambah tinggi baik itu dari desain, motif, maupun kualitas,” kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih melalui keterangannya diterima di Jakarta, Selasa.
Gati menyampaikan hal itu ketika mendampingi Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), Mufidah Jusuf Kalla pada acara Peresmian Sentra IKM di Kecamatan Lintau Buo, Tanah Datar, Sumatera Barat.
Sentra IKM ini diharapkan menjadi fasilitas untuk menjalankan program peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM), layanan produksi, riset, dan promosi.
Menurut Gati, bisnis kerajinan tenun ke depannya diprediksi semakin menjanjikan dan sangat diminati berbagai kalangan masyarakat, seperti tenun songket dengan variasi motif-motif yang menarik.
“Untuk itu, dengan adanya Sentra IKM ini dapat memacu motivasi para pengrajin tenun di Kecamatan Lintau Buo untuk menciptakan produk yang mengikuti tren dan selera konsumen saat ini,” paparnya.
Kemenperin mencatat, jumlah sentra IKM tenun yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia mencapai 369 sentra dengan jumlah perusahaan sebanyak 16.971 unit usaha.
Industri tenun nusantara hingga saat ini terus berkembang dan telah berperan penting sebagai penggerak perekonomian daerah sehingga mendorong pemerataan kesejahteraan masyarakat secara nasional.
Kain tenun mampu menjadi salah satu penyumbang devisa negara. Ini dilihat dari nilai ekspornya pada tahun 2016 yang mencapai 2,6 juta dolar AS dengan negara tujuan utamanya adalah Belanda.
“Kami terus berupaya mendongkrak kinerja industri tenun nusantara melalui peningkatan daya saing produk dan pengamanan pasar dalam negeri,” tutur Gati.
Pada tahun 2017, Kemenperin telah memfasilitasi melalui pengadaan peralatan tenun berupa dua unit ATBM Jacquard, satu unit alat pelubang kartu motif tenun dan satu unit mesin kelos elektrik kepada Pemerintah Kabupaten Tanah Datar yang ditempatkan di Sentra IKM Tenun Lintau Buo, Desa Nagari Tanjung Bonai, Kecamatan Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanah Datar.
“Di samping memfasilitasi pengadaan peralatan produksi, Kemenperin juga melakukan pendampingan oleh tenaga ahli tenun untuk semakin meningkatkan kompetensi pengrajin dan mutu produk kain tenun yang dihasilkan,” tambah Gati.
Dalam pembangunan Sentra IKM Tenun di Kecamatan Lintau Buo, Kemenperin menggunakan alokasi anggaran melalui mekanisme Dana Alokasi Khusus (DAK) pada tahun 2017-2018.
Anggaran tersebut digunakan untuk pembangunan gedung produksi beserta sarana dan prasarana pelengkap seperti ruangan pencelupan beserta Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), ruangan untuk tempat pembuatan desain, dan ruangan untuk proses penghanian.
Selain itu, ruangan menjahit dan peralatan tenun hingga gedung promosi termasuk ruangan serba guna dan kantor pengelola.
Gati berharap, dengan dibangunnya sejumlah infrastruktur di Sentra IKM Tenun Lintau Buo tersebut, akan semakin menumbuhkan para pengrajin tenun lokal, serta meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
“Sentra IKM Tenun ini dapat juga menjadi salah satu objek wisata edukasi tenun yang mempunyai daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik dari domestik maupun mancanegara,” jelasnya.
“Kami tengah mendorong para pengrajin tenun kita untuk menghasilkan produk yang bernilai tambah tinggi baik itu dari desain, motif, maupun kualitas,” kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih melalui keterangannya diterima di Jakarta, Selasa.
Gati menyampaikan hal itu ketika mendampingi Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), Mufidah Jusuf Kalla pada acara Peresmian Sentra IKM di Kecamatan Lintau Buo, Tanah Datar, Sumatera Barat.
Sentra IKM ini diharapkan menjadi fasilitas untuk menjalankan program peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM), layanan produksi, riset, dan promosi.
Menurut Gati, bisnis kerajinan tenun ke depannya diprediksi semakin menjanjikan dan sangat diminati berbagai kalangan masyarakat, seperti tenun songket dengan variasi motif-motif yang menarik.
“Untuk itu, dengan adanya Sentra IKM ini dapat memacu motivasi para pengrajin tenun di Kecamatan Lintau Buo untuk menciptakan produk yang mengikuti tren dan selera konsumen saat ini,” paparnya.
Kemenperin mencatat, jumlah sentra IKM tenun yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia mencapai 369 sentra dengan jumlah perusahaan sebanyak 16.971 unit usaha.
Industri tenun nusantara hingga saat ini terus berkembang dan telah berperan penting sebagai penggerak perekonomian daerah sehingga mendorong pemerataan kesejahteraan masyarakat secara nasional.
Kain tenun mampu menjadi salah satu penyumbang devisa negara. Ini dilihat dari nilai ekspornya pada tahun 2016 yang mencapai 2,6 juta dolar AS dengan negara tujuan utamanya adalah Belanda.
“Kami terus berupaya mendongkrak kinerja industri tenun nusantara melalui peningkatan daya saing produk dan pengamanan pasar dalam negeri,” tutur Gati.
Pada tahun 2017, Kemenperin telah memfasilitasi melalui pengadaan peralatan tenun berupa dua unit ATBM Jacquard, satu unit alat pelubang kartu motif tenun dan satu unit mesin kelos elektrik kepada Pemerintah Kabupaten Tanah Datar yang ditempatkan di Sentra IKM Tenun Lintau Buo, Desa Nagari Tanjung Bonai, Kecamatan Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanah Datar.
“Di samping memfasilitasi pengadaan peralatan produksi, Kemenperin juga melakukan pendampingan oleh tenaga ahli tenun untuk semakin meningkatkan kompetensi pengrajin dan mutu produk kain tenun yang dihasilkan,” tambah Gati.
Dalam pembangunan Sentra IKM Tenun di Kecamatan Lintau Buo, Kemenperin menggunakan alokasi anggaran melalui mekanisme Dana Alokasi Khusus (DAK) pada tahun 2017-2018.
Anggaran tersebut digunakan untuk pembangunan gedung produksi beserta sarana dan prasarana pelengkap seperti ruangan pencelupan beserta Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), ruangan untuk tempat pembuatan desain, dan ruangan untuk proses penghanian.
Selain itu, ruangan menjahit dan peralatan tenun hingga gedung promosi termasuk ruangan serba guna dan kantor pengelola.
Gati berharap, dengan dibangunnya sejumlah infrastruktur di Sentra IKM Tenun Lintau Buo tersebut, akan semakin menumbuhkan para pengrajin tenun lokal, serta meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
“Sentra IKM Tenun ini dapat juga menjadi salah satu objek wisata edukasi tenun yang mempunyai daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik dari domestik maupun mancanegara,” jelasnya.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: