Lokasi bekas penambangan timah jadi sarang nyamuk malaria
8 Mei 2018 17:19 WIB
Foto udara areal bekas penambangan dan areal hutan Pulau Belitung yang rusak akibat perambahan hutan untuk penambangan timah di Kepulauan Beltung, Provinsi Bangka Belitung. (FOTO ANTARA/Teresia May)
Pangkalpinang (ANTARA News) - Menteri Kesehatan Nila Djuwita Farida Moeloek menyatakan kubangan bekas penambangan bijih timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi sarang indukan nyamuk malaria, sehingga memicu meningkatnya kasus malaria di daerah ini.
"Kalau bekas tambang bijih timah ini ditimbun, maka akan membantu pemerintah menangani penyakit malaria ini," kata Nila Djuwita Farida Moeloek di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan tambang-tambang timah yang ditinggalkan menjadi tempat bersarang dan berkembangbiak nyamuk malaria, pada akhirnya mengigit masyarakat di sekitar bekas tambang tersebut.
"Lingkungan ini sangat penting untuk mengeliminasi malaria, DBD dan penyakit berbasis lingkungan lainnya," katanya.
Untuk itu, pihaknya akan segera menyurati Kementerian ESDM untuk mendorong pengusaha untuk menimbun kembali bekas penambangan timah tersebut.
"Upaya ini perlu untuk menyadarkan pengusaha penambangan timah, agar peduli terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat," ujarnya.
Wakil Gubernur Kepulauan Babel Abdul Fatah menyatakan saat ini bekas tambang timah sudah dikelola dengan baik untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Saat ini bekas tambang timah sudah dijadikan sebagai objek wisata dan pengembangan budidaya ikan air tawar, peternakan dan usaha lainnya maka dengan demikian secara otomatis bekas tambang tersebut tidak lagi menjadi tempat bersarang nyamuk," katanya.
Baca juga: Air kotor tempat perkembangbiakan nyamuk malaria
"Kalau bekas tambang bijih timah ini ditimbun, maka akan membantu pemerintah menangani penyakit malaria ini," kata Nila Djuwita Farida Moeloek di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan tambang-tambang timah yang ditinggalkan menjadi tempat bersarang dan berkembangbiak nyamuk malaria, pada akhirnya mengigit masyarakat di sekitar bekas tambang tersebut.
"Lingkungan ini sangat penting untuk mengeliminasi malaria, DBD dan penyakit berbasis lingkungan lainnya," katanya.
Untuk itu, pihaknya akan segera menyurati Kementerian ESDM untuk mendorong pengusaha untuk menimbun kembali bekas penambangan timah tersebut.
"Upaya ini perlu untuk menyadarkan pengusaha penambangan timah, agar peduli terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat," ujarnya.
Wakil Gubernur Kepulauan Babel Abdul Fatah menyatakan saat ini bekas tambang timah sudah dikelola dengan baik untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Saat ini bekas tambang timah sudah dijadikan sebagai objek wisata dan pengembangan budidaya ikan air tawar, peternakan dan usaha lainnya maka dengan demikian secara otomatis bekas tambang tersebut tidak lagi menjadi tempat bersarang nyamuk," katanya.
Baca juga: Air kotor tempat perkembangbiakan nyamuk malaria
Pewarta: Aprionis
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018
Tags: