Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan penambahan libur panjang Hari Raya Idul Fitri tidak akan membuat kegiatan perekonomian menjadi terhambat, seperti yang dikhawatirkan para pengusaha.

"Banyak orang mengira kalau dibikin libur itu ekonomi macet. Tidak. Justru banyak sisi ekonomi berjalan pada saat libur. Kalau kita libur apa yang kita buat? Pulang ke rumah, di perjalanan, ke tempat hiburan, itu kan membayar. Membeli makanan, buah-buahan, itu ekonomi jalan," kata Wapres Kalla dalam Seminar "Indonesia Jelang Mudik 2018" di Jakarta, Selasa.

Satu-satunya hal yang absen selama libur Lebaran adalah kegiatan pemerintahan dan sekolah, sementara kegiatan yang berkaitan dengan hari libur justru kerja keras untuk memperoleh pendapatan lebih.

"Kalau libur Lebaran mempercepat orang menerima tunjangan hari raya, sehingga bisa belanja. Bukan berarti toko tutup, jadi toko tetap buka. Jadi, libur ini bukan hanya seluruh bangsa sebenarnya, ini untuk PNS dan BUMN. Untuk pegawai swasta kan tergantung pembicaraan dengan buruhnya. Kalau ada produksi mendesak ya harus jalan," kata Wapres Kalla.

Oleh karena itu, Wapres menjelaskan bahwa perekonomian di Indonesia tetap bergerak selama libur Lebaran, khususnya di bidang pariwisata.

"Jadi di hari libur juga ekonomi tidak stagnan, tapi justru meningkat hanya berbeda porsinya. Di Bali makin ramai, di Malang dan daerah-daerah itu bukan menjelang Lebaran, tetapi macet setelah Lebaran karena orang-orang mau pergi liburan," ujarnya.

Baca juga: Cuti bersama Lebaran 2018 bertambah tiga hari

Baca juga: Libur Lebaran ditambah maka sanksi PNS bolos diperberat

Baca juga: Kadin menilai libur panjang untungkan sektor pariwisata

Baca juga: Pascalebaran, perbankan beroperasi kembali mulai 19 juni