Presiden dijadwalkan luncurkan peremajaan sawit Riau
7 Mei 2018 18:07 WIB
Arsip - Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) melakukan penanaman tumpang sari bersama para petani saat launching penanaman perdana program peremajaan kebun kelapa sawit di Desa Panca Tunggal, Sungai Lilin, Kabupaten Musi banyuasin, Sumatera Selatan, Jumat (13/10/2017). (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
Pekanbaru (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan memulai penanaman perdana program peremajaan kelapa sawit seluas 328 hektare di Rokan Hilir, sebagai salah satu kegiatan dalam rangkaian kunjungannya ke Provinsi Riau pada 8-9 Mei 2018.
Ketua Panitia Pelaksanaan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Kementerian Keuangan, Benny Septialdi, mengatakan kegiatan penanaman perdana dijadwalkan dilakukan pada Kamis tanggal 9 April.
"Di Rokan Hilir nanti presiden akan memberikan bantuan dana PSR, bantuan bibit sawit, benih tumpang sari seperti jagung dan sertifikasi lahan," kata Benny kepada Antara di Pekanbaru, Senin.
Dia menjelaskan bahwa kegiatan peluncuran peremajaan sawit di Provinsi Riau akan digelar di Desa Kepenghuluan Pelita, Kecamatan Bagan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir.
Sebanyak 131 kepala keluarga yang tergabung dalam KUD Subur Makmur akan menerima bantuan hibah dana peremajaan sawit dengan total nilai mencapai Rp8,2 miliar diperuntukkan bagi 328 hektare.
Dia menjelaskan program yang mulai digulirkan Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada 2017 lalu tersebut bertujuan meningkatkan produktvitas perkebunan sawit rakyat, yang ia sebut saat ini secara umum masih rendah.
"Presiden ingin sawit rakyat menjadi lebih produktif dengan hasil panen 10 ton per hektare. Saat ini rata-rata baru satu sampai lima ton, masih jauh," ujarnya.
Untuk itu, dia mengatakan dalam program PSR yang melibatkan lintas kementerian yakni Kementerian Keuangan, Kementerian Pertanian, KLHK dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan produktvitas sawit rakyat yang rendah.
Baca juga: 1.532 hektare sawit di Aceh Utara diremajakan
Baca juga: Program peremajaan sawit Mukomuko lebihi target
Baca juga: Batanghari targetkan peremajaan 2.500 hektare kebun sawit
Secara umum, Benny menjelaskan dari total lahan sawit Indonesia yang mencapai 14,03 juta hektare, sepertiga diantaranya atau 5,61 juta hektare merupakan lahan sawit milik rakyat. Pemilihan bibit yang salah, perawatan yang tidak tepat serta umur tanaman sawit yang tua, kata dia menjadi faktor rendahnya produktvitas.
"Jadi bisa dibayangkan dampak dari peremajaan sawit jika selesai dilakukan ke PSR," tuturnya.
Sebelumnya Presiden Jokowi melakukan kegiatan serupa di Kabupaten Musi Banyuasi, Sumatera Selatan pada Oktober 2017 silam. Peluncuran serupa juga telah dilakukan di Serdang Bedagai sebulan berikutnya. Riau menjadi Provinsi ke tiga setelah dua lokasi diatas dalam upaya peremajaan sawit.
Presiden Jokowi dijadwalkan tiba di Pekanbaru pada Rabu besok (8/5). Selama dua hari, Presiden direncanakan akan menghadiri sejumlah kegiatan termasuk Rakerna Hanura di Riau, Harlah NU ke-92 serta kegiatan penanaman kembali atau replanting perkebunan sawit masyarakat di Kabupaten Rokan Hilir.
Ketua Panitia Pelaksanaan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Kementerian Keuangan, Benny Septialdi, mengatakan kegiatan penanaman perdana dijadwalkan dilakukan pada Kamis tanggal 9 April.
"Di Rokan Hilir nanti presiden akan memberikan bantuan dana PSR, bantuan bibit sawit, benih tumpang sari seperti jagung dan sertifikasi lahan," kata Benny kepada Antara di Pekanbaru, Senin.
Dia menjelaskan bahwa kegiatan peluncuran peremajaan sawit di Provinsi Riau akan digelar di Desa Kepenghuluan Pelita, Kecamatan Bagan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir.
Sebanyak 131 kepala keluarga yang tergabung dalam KUD Subur Makmur akan menerima bantuan hibah dana peremajaan sawit dengan total nilai mencapai Rp8,2 miliar diperuntukkan bagi 328 hektare.
Dia menjelaskan program yang mulai digulirkan Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada 2017 lalu tersebut bertujuan meningkatkan produktvitas perkebunan sawit rakyat, yang ia sebut saat ini secara umum masih rendah.
"Presiden ingin sawit rakyat menjadi lebih produktif dengan hasil panen 10 ton per hektare. Saat ini rata-rata baru satu sampai lima ton, masih jauh," ujarnya.
Untuk itu, dia mengatakan dalam program PSR yang melibatkan lintas kementerian yakni Kementerian Keuangan, Kementerian Pertanian, KLHK dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan produktvitas sawit rakyat yang rendah.
Baca juga: 1.532 hektare sawit di Aceh Utara diremajakan
Baca juga: Program peremajaan sawit Mukomuko lebihi target
Baca juga: Batanghari targetkan peremajaan 2.500 hektare kebun sawit
Secara umum, Benny menjelaskan dari total lahan sawit Indonesia yang mencapai 14,03 juta hektare, sepertiga diantaranya atau 5,61 juta hektare merupakan lahan sawit milik rakyat. Pemilihan bibit yang salah, perawatan yang tidak tepat serta umur tanaman sawit yang tua, kata dia menjadi faktor rendahnya produktvitas.
"Jadi bisa dibayangkan dampak dari peremajaan sawit jika selesai dilakukan ke PSR," tuturnya.
Sebelumnya Presiden Jokowi melakukan kegiatan serupa di Kabupaten Musi Banyuasi, Sumatera Selatan pada Oktober 2017 silam. Peluncuran serupa juga telah dilakukan di Serdang Bedagai sebulan berikutnya. Riau menjadi Provinsi ke tiga setelah dua lokasi diatas dalam upaya peremajaan sawit.
Presiden Jokowi dijadwalkan tiba di Pekanbaru pada Rabu besok (8/5). Selama dua hari, Presiden direncanakan akan menghadiri sejumlah kegiatan termasuk Rakerna Hanura di Riau, Harlah NU ke-92 serta kegiatan penanaman kembali atau replanting perkebunan sawit masyarakat di Kabupaten Rokan Hilir.
Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018
Tags: