INKA: pasar dalam negeri segera jenuh
7 Mei 2018 15:27 WIB
Sejumlah pekerja mengerjakan kereta Light Rail Transit (LRT) di pabrik kereta PT Inka Madiun, Jawa Timur, Senin (7/5/2018). PT Inka mengerjakan delapan rangkaian kereta LRT pesanan PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan Asian Games 2018 dimana dua dari delapan rangkaian telah dikirim ke Palembang pada awal April lalu. (ANTARA /Siswowidodo)
Madiun (ANTARA News) - Produsen Kereta Api Indonesia, PT INKA (Persero) memperkirakan pasar dalam negeri untuk kereta penumpang segera jenuh dalam dua atau tiga tahun mendatang.
"Ya, segera jenuh karena hampir semua kereta milik PT KAI (Kereta Api Indonesia) masih baru semua," kata Direktur Produksi PT INKA (Persero) Bayu Waskito menjawab pers, saat meninjau proses penyelesaian kereta Light Rail Transit (LRT) Palembang, di Madiun, Senin.
Menurut Bayu, PT INKA tahun ini telah mendapat pesanan dari PT KAI sebanyak 438 kereta dan tambahan 10 kereta dan untuk tahun depan 400 kereta.
"Jadi, dalam dua tiga tahun lagi, pasar dalam negeri segera jenuh karena sarana kereta dalam negeri rata-rata masih baru dan tak mungkin ada pengadaan baru lagi," kata Bayu.
Oleh karena itu, tegasnya, pemerintah melalui Kementerian BUMN mengarahkan manufaktur kereta dalam negeri tersebut untuk membidik pasar luar negeri.
"Target penjualan kami tahun ini Rp3,1 triliun dan diwajibkan tumbuh 22,5 persen setiap tahun sehingga pada 2020, target penjualan menjadi Rp5 triliun," katanya.
Realisasinya, kata Bayu, perusahaan tersebut telah dan sedang melakukan ekspansi ke sejumlah negara tetangga untuk ikut tender internasional pengadaan kereta.
Beberapa tahun terakhir, katanya, INKA telah memenangi tender pengadaan kereta di Bangladesh, Filipina dan beberapa negara lainnya seperti Malaysia.
Untuk di Bangladesh, sudah beberapa kali memenangi tender kereta di negara itu dan bahkan mengalahkan peserta dari Tiongkok yang selama ini dikenal lebih murah.
"Dengan Filipina kami baru kontrak kereta penumpang diesel (KRD) Rp120 miliar dan segera bertambah lagi Rp625 miliar untuk empat trainset KRD dan tiga lokomotif," kata Bayu.
Embrio LRT
Terkait dengan pesanan delapan trainset kereta api ringan berbasis rel (Light Rail Transit/LRT) Palembang, Sumatera Selatan, senilai Rp400 miliar adalah embrio dari terobosan produk baru.
"LRT Sumsel ini adalah hasil pengembangan baru dan diharapkan pesanan serupa dari pemerintah daerah di seluruh Indonesia juga mengikuti," katanya.
INKA juga sudah mendapatkan komitmen untuk pemesanan LRT Jakarta, Bogor, Bekasi untuk pekerjaan dalam satu atau dua tahun mendatang.
Namun, Bayu mengakui bahwa sertifikasi kelaikan untuk LRT Sumsel memang sedang dikembangkan oleh pemerintah dalam hal ini Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.
"Kami juga berharap bisa segera siap diaplikasikan ketika proses komersialisasi terjadi karena hal itu terkait dengan kelaikan dan safety," kata Bayu.
Baca juga: Inka akan uji LRT Palembang
Baca juga: Rangkaian kereta LRT Palembang dikirim akhir Maret 2018
"Ya, segera jenuh karena hampir semua kereta milik PT KAI (Kereta Api Indonesia) masih baru semua," kata Direktur Produksi PT INKA (Persero) Bayu Waskito menjawab pers, saat meninjau proses penyelesaian kereta Light Rail Transit (LRT) Palembang, di Madiun, Senin.
Menurut Bayu, PT INKA tahun ini telah mendapat pesanan dari PT KAI sebanyak 438 kereta dan tambahan 10 kereta dan untuk tahun depan 400 kereta.
"Jadi, dalam dua tiga tahun lagi, pasar dalam negeri segera jenuh karena sarana kereta dalam negeri rata-rata masih baru dan tak mungkin ada pengadaan baru lagi," kata Bayu.
Oleh karena itu, tegasnya, pemerintah melalui Kementerian BUMN mengarahkan manufaktur kereta dalam negeri tersebut untuk membidik pasar luar negeri.
"Target penjualan kami tahun ini Rp3,1 triliun dan diwajibkan tumbuh 22,5 persen setiap tahun sehingga pada 2020, target penjualan menjadi Rp5 triliun," katanya.
Realisasinya, kata Bayu, perusahaan tersebut telah dan sedang melakukan ekspansi ke sejumlah negara tetangga untuk ikut tender internasional pengadaan kereta.
Beberapa tahun terakhir, katanya, INKA telah memenangi tender pengadaan kereta di Bangladesh, Filipina dan beberapa negara lainnya seperti Malaysia.
Untuk di Bangladesh, sudah beberapa kali memenangi tender kereta di negara itu dan bahkan mengalahkan peserta dari Tiongkok yang selama ini dikenal lebih murah.
"Dengan Filipina kami baru kontrak kereta penumpang diesel (KRD) Rp120 miliar dan segera bertambah lagi Rp625 miliar untuk empat trainset KRD dan tiga lokomotif," kata Bayu.
Embrio LRT
Terkait dengan pesanan delapan trainset kereta api ringan berbasis rel (Light Rail Transit/LRT) Palembang, Sumatera Selatan, senilai Rp400 miliar adalah embrio dari terobosan produk baru.
"LRT Sumsel ini adalah hasil pengembangan baru dan diharapkan pesanan serupa dari pemerintah daerah di seluruh Indonesia juga mengikuti," katanya.
INKA juga sudah mendapatkan komitmen untuk pemesanan LRT Jakarta, Bogor, Bekasi untuk pekerjaan dalam satu atau dua tahun mendatang.
Namun, Bayu mengakui bahwa sertifikasi kelaikan untuk LRT Sumsel memang sedang dikembangkan oleh pemerintah dalam hal ini Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.
"Kami juga berharap bisa segera siap diaplikasikan ketika proses komersialisasi terjadi karena hal itu terkait dengan kelaikan dan safety," kata Bayu.
Baca juga: Inka akan uji LRT Palembang
Baca juga: Rangkaian kereta LRT Palembang dikirim akhir Maret 2018
Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: