Inka akan uji LRT Palembang
7 Mei 2018 13:23 WIB
Direktur Produksi PT Industri Kereta Api (Inka), Bayu Waskito (kanan) bersama General Manager Perencanaan dan Pengendalian Produksi PT Inka Hery Prasetya (tengah) melihat bagian dalam kereta Light Rail Transit (LRT) di pabrik kereta PT Inka Madiun, Jawa Timur, Senin (7/5/2018).(ANTARA /Siswowidodo)
Madiun (ANTARA News) - Produsen kereta api, PT Inka (Persero) berencana mengujicobakan Light Rail Transit (LRT) Palembang, di ibu kota Sumatera Selatan, pada Mei 2018.
"Uji coba ini tahapan yang harus dilakukan sebelum LRT Palembang benar-benar siap beroperasi untuk mendukung mobilitas dan percepatan konektivitas masyarakat di Palembang," kata Direktur Produksi PT Inka (Persero), Bayu Waskito menjawab pers di Madiun, Senin.
LRT Palembang ini akan menjadi moda transportasi terbaru di Indonesia untuk mendukung Asian Games 2018 yang akan digelar di Palembang pada Agustus mendatang.
Untuk mendukung proses uji coba, lanjut dia, PT INKA telah mengirimkan dua trainset ke Palembang pada awal April 2018.
Bayu mengaku pengiriman enam trainset berikutnya akan dilakukan pada Juni 2018, sebagai kelengkapan dari total keseluruhan delapan trainset LRT Palembang tersebut.
"Saat keadaan penuh, kereta mampu membawa sekitar 379 penumpang, baik penumpang yang duduk maupun penumpang yang berdiri," ujarnya.
Bayu mengungkapkan, kereta yang tergolong teknologi baru di Indonesia ini menggunakan material badan kereta (carbody) berupa aluminium double skin atau ekstrusi, kecepatan rata-rata 100 km/jam, dan kecepatan operasional 80 km/jam.
"Nilai tambah dari sisi material yang dipakai, antara lain, kereta menjadi semakin ringan sehingga memenuhi syarat dioperasikan pada jalur rel atas (elevated track) dan carbody anti karat," jelas dia.
Dari sisi kenyamanan, selain pengatur suhu ruangan, juga dipasang kaca jendela dari jenis safety glass (tempered) dan dilaminasi anti UV 60 persen sehingga mampu mengurangi radiasi sinar matahari langsung.
Bila dibandingkan dengan kereta terdahulu seperti Kereta Rel Listrik (KRL), LRT ini akan menjadi kereta pertama di Indonesia dengan pengambilan sumber daya berada di bawah menggunakan third rail, tidak seperti KRL yang melalui pantograf.
"Sistem ini selalu dipasok listrik arus searah sehingga di atas kereta nanti tidak ada jalur kabel terkesan semrawut," imbuhnya.
Bayu menambahkan, sebagai manufaktur sarana perkeretaapian satu-satunya di Asia Tengggara, tingkat kandungan dalam negeri untuk produk LRT ini sekitar 45 persen.
Untuk pengerjaannya, PT Inka memanfaatkan tenaga kerja lokal sebanyak sekitar 1.500 orang. Sementara nilai kontrak untuk pengadaan LRT ini sebesar Rp400 miliar.
"Uji coba ini tahapan yang harus dilakukan sebelum LRT Palembang benar-benar siap beroperasi untuk mendukung mobilitas dan percepatan konektivitas masyarakat di Palembang," kata Direktur Produksi PT Inka (Persero), Bayu Waskito menjawab pers di Madiun, Senin.
LRT Palembang ini akan menjadi moda transportasi terbaru di Indonesia untuk mendukung Asian Games 2018 yang akan digelar di Palembang pada Agustus mendatang.
Untuk mendukung proses uji coba, lanjut dia, PT INKA telah mengirimkan dua trainset ke Palembang pada awal April 2018.
Bayu mengaku pengiriman enam trainset berikutnya akan dilakukan pada Juni 2018, sebagai kelengkapan dari total keseluruhan delapan trainset LRT Palembang tersebut.
"Saat keadaan penuh, kereta mampu membawa sekitar 379 penumpang, baik penumpang yang duduk maupun penumpang yang berdiri," ujarnya.
Bayu mengungkapkan, kereta yang tergolong teknologi baru di Indonesia ini menggunakan material badan kereta (carbody) berupa aluminium double skin atau ekstrusi, kecepatan rata-rata 100 km/jam, dan kecepatan operasional 80 km/jam.
"Nilai tambah dari sisi material yang dipakai, antara lain, kereta menjadi semakin ringan sehingga memenuhi syarat dioperasikan pada jalur rel atas (elevated track) dan carbody anti karat," jelas dia.
Dari sisi kenyamanan, selain pengatur suhu ruangan, juga dipasang kaca jendela dari jenis safety glass (tempered) dan dilaminasi anti UV 60 persen sehingga mampu mengurangi radiasi sinar matahari langsung.
Bila dibandingkan dengan kereta terdahulu seperti Kereta Rel Listrik (KRL), LRT ini akan menjadi kereta pertama di Indonesia dengan pengambilan sumber daya berada di bawah menggunakan third rail, tidak seperti KRL yang melalui pantograf.
"Sistem ini selalu dipasok listrik arus searah sehingga di atas kereta nanti tidak ada jalur kabel terkesan semrawut," imbuhnya.
Bayu menambahkan, sebagai manufaktur sarana perkeretaapian satu-satunya di Asia Tengggara, tingkat kandungan dalam negeri untuk produk LRT ini sekitar 45 persen.
Untuk pengerjaannya, PT Inka memanfaatkan tenaga kerja lokal sebanyak sekitar 1.500 orang. Sementara nilai kontrak untuk pengadaan LRT ini sebesar Rp400 miliar.
Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018
Tags: