BPS: ekonomi triwulan I-2018 tumbuh menjanjikan, 5,06 persen
7 Mei 2018 12:44 WIB
Ilustrasi pembangunan infrastruktur Mass Rapid Transit (MRT) di Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (11/4/2018). (ANTARA /Hafidz Mubarak A)
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan perekonomian Indonesia pada triwulan I-2018 sebesar 5,06 persen (yoy) tumbuh lebih menjanjikan daripada periode sama tahun 2017 yang hanya tercatat 5,01 persen.
"Ini sangat menjanjikan karena lebih tinggi dari triwulan satu 2017 sebesar 5,01 persen," kata Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.
Suhariyanto menambahkan pertumbuhan triwulan I-2018 ini juga lebih baik dari periode sama tahun 2016 yang hanya tumbuh sebesar 4,94 persen dan 2015 sebesar 4,83 persen.
Melihat adanya tren kenaikan angka pertumbuhan pada triwulan I ini, Suhariyanto mengharapkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan selanjutnya dapat lebih optimal.
"Kita tentunya berharap pertumbuhan akan lebih tinggi lagi karena masih ada momen yang bisa memicu pertumbuhan seperti Lebaran, Pilkada maupun Asian Games," katanya.
Pertumbuhan PDB tertinggi menurut lapangan usaha pada triwulan I-2018 terjadi pada sektor informasi dan komunikasi 8,69 persen, transportasi dan pergudangan 8,59 persen, jasa lainnya 8,42 persen, jasa perusahaan 8,04 persen dan konstruksi 7,35 persen.
"Konstruksi, yang menjadi penyumbang struktur PDB terbesar keempat, tumbuh menggembirakan 7,35 persen. Ini jauh lebih tinggi dari triwulan satu 2017 yang hanya tumbuh 5,96 persen," kata Suhariyanto.
Sedangkan, menurut pengeluaran, pertumbuhan ekonomi triwulan I-2018 didukung oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,95 persen, konsumsi LNPRT 8,09 persen, konsumsi pemerintah 2,73 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto 7,95 persen, ekspor 6,17 persen dan impor 12,75 persen.
"Investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto tumbuh signifikan, karena periode tahun lalu hanya tumbuh 4,77 persen. Penyebabnya karena mulai banyak pembangunan yang dilakukan. Ini terlihat di komponen bangunan yang tumbuh 6,16 persen serta mesin dan perlengkapan 23,72 persen," ujar Suhariyanto.
Sementara itu, struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan I-2018 masih didominasi oleh Jawa yang menyumbang kontribusi kepada PDB sebesar 58,67 persen, diikuti Sumatera 21,54 persen, Kalimantan 8,24 persen, Sulawesi 6,02 persen, Bali dan Nusa Tenggara 3,03 persen serta Maluku dan Papua 2,5 persen.
Selain itu, perekonomian Indonesia berdasarkan besaran PDB atas dasar harga berlaku triwulan I-2018 mencapai Rp3.505,3 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.498,4 triliun.
"Ini sangat menjanjikan karena lebih tinggi dari triwulan satu 2017 sebesar 5,01 persen," kata Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.
Suhariyanto menambahkan pertumbuhan triwulan I-2018 ini juga lebih baik dari periode sama tahun 2016 yang hanya tumbuh sebesar 4,94 persen dan 2015 sebesar 4,83 persen.
Melihat adanya tren kenaikan angka pertumbuhan pada triwulan I ini, Suhariyanto mengharapkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan selanjutnya dapat lebih optimal.
"Kita tentunya berharap pertumbuhan akan lebih tinggi lagi karena masih ada momen yang bisa memicu pertumbuhan seperti Lebaran, Pilkada maupun Asian Games," katanya.
Pertumbuhan PDB tertinggi menurut lapangan usaha pada triwulan I-2018 terjadi pada sektor informasi dan komunikasi 8,69 persen, transportasi dan pergudangan 8,59 persen, jasa lainnya 8,42 persen, jasa perusahaan 8,04 persen dan konstruksi 7,35 persen.
"Konstruksi, yang menjadi penyumbang struktur PDB terbesar keempat, tumbuh menggembirakan 7,35 persen. Ini jauh lebih tinggi dari triwulan satu 2017 yang hanya tumbuh 5,96 persen," kata Suhariyanto.
Sedangkan, menurut pengeluaran, pertumbuhan ekonomi triwulan I-2018 didukung oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,95 persen, konsumsi LNPRT 8,09 persen, konsumsi pemerintah 2,73 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto 7,95 persen, ekspor 6,17 persen dan impor 12,75 persen.
"Investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto tumbuh signifikan, karena periode tahun lalu hanya tumbuh 4,77 persen. Penyebabnya karena mulai banyak pembangunan yang dilakukan. Ini terlihat di komponen bangunan yang tumbuh 6,16 persen serta mesin dan perlengkapan 23,72 persen," ujar Suhariyanto.
Sementara itu, struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan I-2018 masih didominasi oleh Jawa yang menyumbang kontribusi kepada PDB sebesar 58,67 persen, diikuti Sumatera 21,54 persen, Kalimantan 8,24 persen, Sulawesi 6,02 persen, Bali dan Nusa Tenggara 3,03 persen serta Maluku dan Papua 2,5 persen.
Selain itu, perekonomian Indonesia berdasarkan besaran PDB atas dasar harga berlaku triwulan I-2018 mencapai Rp3.505,3 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.498,4 triliun.
Pewarta: Satyagraha/Agus Salim
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: