Sepanjang Januari-April terjadi 168 kali bencana di Sukabumi
7 Mei 2018 09:41 WIB
Mobil tertimpa pohon tumbang akibat hujan deras disertai angin kencang di depan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018). Berdasarkan data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi terdapat 17 titik lokasi pohon tumbang dan reklame roboh akibat hujan deras disertai angin kencang. (ANTARA FOTO/Budiyanto)
Sukabumi (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mencatat sepanjang Januari hingga April 2018 kabupaten terluas di Pulau Jawa dan Bali ini diterjang 168 kali bencana.
"Bencana paling banyak terjadi dalam kurun waktu empat bulan terakhir tersebut adalah tanah longsor dan pergeseran tanah," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi Maman Suherman di Sukabumi, Senin.
Ia mengatakan ada beberapa kecamatan yang paling rawan terjadi bencana, salah satunya Kecamatan Warungkiara Desa. Di daerah ini sudah beberapa kali terjadi bencana pergeseran dan pergerakan tanah yang menyebabkan puluhan rumah rusak. Pemerintah sudah menyalurkan bantuan ke masing-masing keluarga yang menjadi korban bencana serta membuat hunian sementara untuk keluarga yang rumahnya tidak bisa dihuni lagi akibat bencana tersebut.
Selain bencana longsor dan pergeseran tanah, kebakaran juga kerap terjadi di wilayah Kabupaten Sukabumi yang mayoritas pemicunya aadalah korsleting listrik. Kemudian angin puting beliung seperti yang belum lama ini terjadi di Kecamatan Warungkiara yang mengakibatkan 88 kepala keluarga terdampak bencana.
Baca juga: 80 warga korban puting beliung di Sukabumi mengungsi
Bencara lainnya adalah banjir. BPBD Sukabumi mencatat terdapat 12 kecamatan sepanjang tahun ini yang dilanda bencana itu di antaranya Sagaranten, TegalBuled, Cibitung, Ciemas, dan Pabuaran.
"Khusus untuk banjir bencana ini disebabkan oleh pendangkalan hulu sungai yang disebabkan pola hidup masyarakat yang kurang sadar seperti membuang sampah sembarangan ke sungai," tambahnya.
Maman mengatakan tidak salah jika Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu daerah di Indonesia yang menjadi lumbung bencana. Meski demikian BPBD terus berupaya setidaknya bisa mengurangi dampak.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada karena bencana bisa datang kapan saja dan tidak melakukan aktivitas yang bisa menjadi pemicu terjadinya bencana.
Baca juga: BPBD Sukabumi tetapkan status siaga bencana hingga Mei 2018
"Bencana paling banyak terjadi dalam kurun waktu empat bulan terakhir tersebut adalah tanah longsor dan pergeseran tanah," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi Maman Suherman di Sukabumi, Senin.
Ia mengatakan ada beberapa kecamatan yang paling rawan terjadi bencana, salah satunya Kecamatan Warungkiara Desa. Di daerah ini sudah beberapa kali terjadi bencana pergeseran dan pergerakan tanah yang menyebabkan puluhan rumah rusak. Pemerintah sudah menyalurkan bantuan ke masing-masing keluarga yang menjadi korban bencana serta membuat hunian sementara untuk keluarga yang rumahnya tidak bisa dihuni lagi akibat bencana tersebut.
Selain bencana longsor dan pergeseran tanah, kebakaran juga kerap terjadi di wilayah Kabupaten Sukabumi yang mayoritas pemicunya aadalah korsleting listrik. Kemudian angin puting beliung seperti yang belum lama ini terjadi di Kecamatan Warungkiara yang mengakibatkan 88 kepala keluarga terdampak bencana.
Baca juga: 80 warga korban puting beliung di Sukabumi mengungsi
Bencara lainnya adalah banjir. BPBD Sukabumi mencatat terdapat 12 kecamatan sepanjang tahun ini yang dilanda bencana itu di antaranya Sagaranten, TegalBuled, Cibitung, Ciemas, dan Pabuaran.
"Khusus untuk banjir bencana ini disebabkan oleh pendangkalan hulu sungai yang disebabkan pola hidup masyarakat yang kurang sadar seperti membuang sampah sembarangan ke sungai," tambahnya.
Maman mengatakan tidak salah jika Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu daerah di Indonesia yang menjadi lumbung bencana. Meski demikian BPBD terus berupaya setidaknya bisa mengurangi dampak.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada karena bencana bisa datang kapan saja dan tidak melakukan aktivitas yang bisa menjadi pemicu terjadinya bencana.
Baca juga: BPBD Sukabumi tetapkan status siaga bencana hingga Mei 2018
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: