Artikel
Asa anak negeri di tol Trans Sumatera
5 Mei 2018 10:33 WIB
Suasana simpang susun Terbanggi Besar di pembangunan jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar di Lampung Tengah, Lampung, Kamis (28/12/2017). . (ANTARA /Hafidz Mubarak A)
Jambi (ANTARA News) - Kerja keras pemerintahan Presiden Joko Widodo mewujudkan Indonesia hebat di masa mendatang dengan memacu pembangunan berbagai infrastruktur strategis, termasuk jalan tol Trans Sumatera, kini mulai dirasakan hasilnya oleh rakyat.
Setidaknya itulah yang dirasakan Antara tatkala pada Rabu, 2 Mei 2018, sekitar pukul 03.40 WIB, menjajal kemulusan ruas tol seksi Pelabuhan Bakauheni-Simpang Susun Bakauheni, Provinsi Lampung.
Pada Rabu menjelang subuh itu, Antara tak sendiri menembus gelapnya malam di tol sepanjang 8,9 kilometer itu karena sejumlah kendaraan yang keluar dari dek kendaraan Kapal Motor Penyeberagan (KMP) Virgo 13 di Pelabuhan Bakauheni juga memilih masuk tol.
Sejak diresmikan Presiden Joko Widodo pada 21 Januari 2018, ruas tol yang menjadi bagian dari Tol Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 140,94 kilometer ini diminati banyak sopir kendaraan pribadi dan umum seperti terlihat pada Rabu pagi itu.
Data petugas pintu tol Bakauheni Utara yang diperoleh Antara menunjukkan jumlah kendaraan yang melintas di pintu tol Bakauheni Utara-Bakauheni Selatan atau sebaliknya antara pukul 22.00 WIB, Selasa malam, dan pukul 04.24 WIB, Rabu, mencapai 1.211 unit.
Pagi menjelang subuh itu, pintu tol Bakauheni Utara ini dilintasi banyak truk yang hendak menuju Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni.
Minat sopir mobil-mobil pribadi, truk dan bus yang baru keluar dari dek kendaraan kapal-kapal motor penyeberangan yang tiba di Pelabuhan Bakauheni dari Pelabuhan Merak di Provinsi Banten juga tinggi.
"Apalagi pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu saat kendaraan yang tiba di Pelabuhan Bakauheni ramai. Lebih dari 50 persennya masuk tol," kata petugas Divisi Lalu Lintas Tol Bakauheni Selatan-Utara, Deni Setiawan.
Menurut dia, setidaknya 50 persen dari total jumlah kendaraan yang keluar dari kapal feri memilih masuk jalan tol karena lebih mudah, nyaman, dan aman.
Deni yang mengaku bertugas dari pukul 23.00 WIB Hingga pukul 07.00 WIB ini mengatakan kondisi jalan tol yang tidak menanjak membantu truk-truk bermuatan berat sehingga diminati banyak sopir truk.
"Selain itu, sejak diresmikan Presiden hingga sekarang, tol ini pun masih gratis," kata karyawan PT.Hutama Karya (Persero) yang memantau arus kendaraan menjelang pintu masuk tol Bakauheni Selatan dengan kendaraan dinas Nopol BE 9202 CX ini.
Layanan gratis bagi para pengendara yang melintas di tol ini diberlakukan sampai selesainya pembangunan ruas tol hingga Lematang-Kotabaru. "Pembangunannya ditargetkan tuntas pada Mei ini atau selambatnya pada Oktober 2018," kata Deni Setiawan.
Selain memberikan kenyamanan, keamanan ruas tol Bakauheni Selatan-Bakauheni Utara ini juga baik karena petugas patroli jalan raya maupun aparat keamanan melakukan pemantauan dan patroli rutin, katanya.
Peletakan batu pertama pembangunan Tol Trans Sumatera dilakukan Presiden Joko Widodo di Desa Sabahbalau Kabupaten Lampung Selatan pada 30 April 2015.
Kurang dari tiga tahun atau tepatnya pada 21 Januari 2018, Presiden telah meresmikan pengoperasian perdana jalan tol itu di kawasan Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan.
Jalur tol Trans Sumatera yang direncanakan membentang sepanjang 2.700 kilometer mulai dari keluar area Pelabuhan Bakauheni hingga ke wilayah Provinsi Aceh di ujung utara Pulau Sumatera ini terus dikerjakan.
Bahkan, ratusan ribu perantau asal Sumatera yang kini berdomisili di kota-kota dan desa-desa di Pulau Jawa yang hendak mudik ke kampung halaman pada libur Lebaran tahun ini bakal merasakan nikmatnya berkendara di jalan tol mulus Trans Sumatera.
Sebagian buah dari kerja besar pemerintah dan segenap anak bangsa ini, seperti diungkap data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sudah dapat dinikmati baik ruas tol yang telah berstatus "operasional" maupun yang "fungsional".
Setidaknya pada musim mudik 2018 ini, total panjang jalur tol Trans Sumatera yang fungsional itu mencapai 186 kilometer sedangkan yang sudah operasional mencapai 100 kilometer.
Rentang ruas-ruas tol yang sudah beroperasi maupun yang fungsional itu berada di wilayah Provinsi Lampung, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara.
Di Provinsi Lampung, ruas jalan tol Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 140,9 kilometer yang sudah berstatus "operasi" adalah tol Pelabuhan Bakauheni-Simpang Susun (SS) Bakauheni sepanjang 8,9 kilometer dan SS Lematang-SS Kotabaru (5 km).
Adapun ruas tol yang fungsional di provinsi paling selatan Pulau Sumatera pada Lebaran 2018 ini adalah SS Bakauheni-SS Sidomulyo (30,50 km); SS Sidomulyo-SS Lematang (35,6 km); Kotabaru-Metro (29 km), dan Metro-Terbanggi Besar (31,9 km).
Seterusnya, ruas tol yang beroperasi di Provinsi Sumatera Selatan adalah Seksi 1 (Palembang-Pamulutan) sepanjang 7,75 kilometer sedangkan yang fungsional terdiri atas Seksi 2 (Pamulutan-KTM) sepanjang 4,9 km dan Seksi 3 (KTM-Indralaya) sepanjang 9,28 km.
Sementera ruas tol lain di wilayah Sumatera Selatan yang berstatus fungsional adalah 45 km dari total panjang 100 km ruas tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang. Jalan tol ini merupakan bagian dari ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung sepanjang 185 km.
Ruas tol Pematang Panggang-Kayu Agung sepanjang 85 kilometer, menurut data Kementerian PUPR yang diterima Antara baru-baru ini, masih dalam proses konstruksi.
Bagi para pemudik dari Pulau Jawa yang melanjutkan perjalanannya hingga ke Sumatera Utara, mereka bersiap disambut ruas-ruas tol yang sudah beroperasi, yakni Medan-Binjai sepanjang 10,46 kilometer dan enam dari tujuh seksi tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi.
Ke-enam seksi tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi sepanjang 60 km yang sudah beroperasi adalah Seksi 1 (Tanjung Morawa-Perbarakan) sepanjang 10,75 km; Seksi 2 (Perbarakan-Kualanamu) sepanjang 7,05 km, serta Seksi 3 (Perbarakan-Lubuk Pakam) sepanjang 4,4 km.
Selanjutnya Seksi 4 (Lubuk Pakam-Perbaungan) sepanjang 12,8 km; Seksi 5 (Perbaungan-Teluk Mengkudu) sepanjang 9,6 km, serta Seksi 6 (Teluk Mengkudu-Sei Rampah) sepanjang 9,3 km sedangkan Seksi 7 (Sei Rampah-Tebing Tinggi) sepanjang 6,1 km masih dalam pembangunan.
Pengalaman menjajal ruas tol Pelabuhan Bakauheni-SS Bakauheni pada 2 Mei itu semakin meneguhkan keyakinan pada masa depan Indonesia yang makmur dalam keadilan bagi semua.
Setidaknya itulah yang dirasakan Antara tatkala pada Rabu, 2 Mei 2018, sekitar pukul 03.40 WIB, menjajal kemulusan ruas tol seksi Pelabuhan Bakauheni-Simpang Susun Bakauheni, Provinsi Lampung.
Pada Rabu menjelang subuh itu, Antara tak sendiri menembus gelapnya malam di tol sepanjang 8,9 kilometer itu karena sejumlah kendaraan yang keluar dari dek kendaraan Kapal Motor Penyeberagan (KMP) Virgo 13 di Pelabuhan Bakauheni juga memilih masuk tol.
Sejak diresmikan Presiden Joko Widodo pada 21 Januari 2018, ruas tol yang menjadi bagian dari Tol Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 140,94 kilometer ini diminati banyak sopir kendaraan pribadi dan umum seperti terlihat pada Rabu pagi itu.
Data petugas pintu tol Bakauheni Utara yang diperoleh Antara menunjukkan jumlah kendaraan yang melintas di pintu tol Bakauheni Utara-Bakauheni Selatan atau sebaliknya antara pukul 22.00 WIB, Selasa malam, dan pukul 04.24 WIB, Rabu, mencapai 1.211 unit.
Pagi menjelang subuh itu, pintu tol Bakauheni Utara ini dilintasi banyak truk yang hendak menuju Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni.
Minat sopir mobil-mobil pribadi, truk dan bus yang baru keluar dari dek kendaraan kapal-kapal motor penyeberangan yang tiba di Pelabuhan Bakauheni dari Pelabuhan Merak di Provinsi Banten juga tinggi.
"Apalagi pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu saat kendaraan yang tiba di Pelabuhan Bakauheni ramai. Lebih dari 50 persennya masuk tol," kata petugas Divisi Lalu Lintas Tol Bakauheni Selatan-Utara, Deni Setiawan.
Menurut dia, setidaknya 50 persen dari total jumlah kendaraan yang keluar dari kapal feri memilih masuk jalan tol karena lebih mudah, nyaman, dan aman.
Deni yang mengaku bertugas dari pukul 23.00 WIB Hingga pukul 07.00 WIB ini mengatakan kondisi jalan tol yang tidak menanjak membantu truk-truk bermuatan berat sehingga diminati banyak sopir truk.
"Selain itu, sejak diresmikan Presiden hingga sekarang, tol ini pun masih gratis," kata karyawan PT.Hutama Karya (Persero) yang memantau arus kendaraan menjelang pintu masuk tol Bakauheni Selatan dengan kendaraan dinas Nopol BE 9202 CX ini.
Layanan gratis bagi para pengendara yang melintas di tol ini diberlakukan sampai selesainya pembangunan ruas tol hingga Lematang-Kotabaru. "Pembangunannya ditargetkan tuntas pada Mei ini atau selambatnya pada Oktober 2018," kata Deni Setiawan.
Selain memberikan kenyamanan, keamanan ruas tol Bakauheni Selatan-Bakauheni Utara ini juga baik karena petugas patroli jalan raya maupun aparat keamanan melakukan pemantauan dan patroli rutin, katanya.
Peletakan batu pertama pembangunan Tol Trans Sumatera dilakukan Presiden Joko Widodo di Desa Sabahbalau Kabupaten Lampung Selatan pada 30 April 2015.
Kurang dari tiga tahun atau tepatnya pada 21 Januari 2018, Presiden telah meresmikan pengoperasian perdana jalan tol itu di kawasan Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan.
Jalur tol Trans Sumatera yang direncanakan membentang sepanjang 2.700 kilometer mulai dari keluar area Pelabuhan Bakauheni hingga ke wilayah Provinsi Aceh di ujung utara Pulau Sumatera ini terus dikerjakan.
Bahkan, ratusan ribu perantau asal Sumatera yang kini berdomisili di kota-kota dan desa-desa di Pulau Jawa yang hendak mudik ke kampung halaman pada libur Lebaran tahun ini bakal merasakan nikmatnya berkendara di jalan tol mulus Trans Sumatera.
Sebagian buah dari kerja besar pemerintah dan segenap anak bangsa ini, seperti diungkap data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sudah dapat dinikmati baik ruas tol yang telah berstatus "operasional" maupun yang "fungsional".
Setidaknya pada musim mudik 2018 ini, total panjang jalur tol Trans Sumatera yang fungsional itu mencapai 186 kilometer sedangkan yang sudah operasional mencapai 100 kilometer.
Rentang ruas-ruas tol yang sudah beroperasi maupun yang fungsional itu berada di wilayah Provinsi Lampung, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara.
Di Provinsi Lampung, ruas jalan tol Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 140,9 kilometer yang sudah berstatus "operasi" adalah tol Pelabuhan Bakauheni-Simpang Susun (SS) Bakauheni sepanjang 8,9 kilometer dan SS Lematang-SS Kotabaru (5 km).
Adapun ruas tol yang fungsional di provinsi paling selatan Pulau Sumatera pada Lebaran 2018 ini adalah SS Bakauheni-SS Sidomulyo (30,50 km); SS Sidomulyo-SS Lematang (35,6 km); Kotabaru-Metro (29 km), dan Metro-Terbanggi Besar (31,9 km).
Seterusnya, ruas tol yang beroperasi di Provinsi Sumatera Selatan adalah Seksi 1 (Palembang-Pamulutan) sepanjang 7,75 kilometer sedangkan yang fungsional terdiri atas Seksi 2 (Pamulutan-KTM) sepanjang 4,9 km dan Seksi 3 (KTM-Indralaya) sepanjang 9,28 km.
Sementera ruas tol lain di wilayah Sumatera Selatan yang berstatus fungsional adalah 45 km dari total panjang 100 km ruas tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang. Jalan tol ini merupakan bagian dari ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung sepanjang 185 km.
Ruas tol Pematang Panggang-Kayu Agung sepanjang 85 kilometer, menurut data Kementerian PUPR yang diterima Antara baru-baru ini, masih dalam proses konstruksi.
Bagi para pemudik dari Pulau Jawa yang melanjutkan perjalanannya hingga ke Sumatera Utara, mereka bersiap disambut ruas-ruas tol yang sudah beroperasi, yakni Medan-Binjai sepanjang 10,46 kilometer dan enam dari tujuh seksi tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi.
Ke-enam seksi tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi sepanjang 60 km yang sudah beroperasi adalah Seksi 1 (Tanjung Morawa-Perbarakan) sepanjang 10,75 km; Seksi 2 (Perbarakan-Kualanamu) sepanjang 7,05 km, serta Seksi 3 (Perbarakan-Lubuk Pakam) sepanjang 4,4 km.
Selanjutnya Seksi 4 (Lubuk Pakam-Perbaungan) sepanjang 12,8 km; Seksi 5 (Perbaungan-Teluk Mengkudu) sepanjang 9,6 km, serta Seksi 6 (Teluk Mengkudu-Sei Rampah) sepanjang 9,3 km sedangkan Seksi 7 (Sei Rampah-Tebing Tinggi) sepanjang 6,1 km masih dalam pembangunan.
Pengalaman menjajal ruas tol Pelabuhan Bakauheni-SS Bakauheni pada 2 Mei itu semakin meneguhkan keyakinan pada masa depan Indonesia yang makmur dalam keadilan bagi semua.
Pewarta: Rahmad Nasution
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: