Jakarta (ANTARA News) - Cina telah memasang peluru kendali jelajah antikapal perang dan sistem peluru kendali darat ke udara di tiga posnya di Laut Cina Selatan. Kabar ini disiarkan oleh jaringan televisi CNBC mengutip sumber yang mengetahui langsung laporan intelijen AS.

Jika kabar ini benar maka inilah pertama kalinya Cina menggelarkan peluru kendali di Kepulauan Spratly yang disengketakan oleh negara-negara Asia Tenggara dan Taiwan, tulis Reuters.

Kementerian Pertahanan Cina enggan menanggapi warta CNBC itu, sedangkan CNBC sendiri mengutip sumber-sumber yang mengatakan bahwa menurut penaksiran intelijen AS, rudal-rudal itu telah digeser ke Pulau Karang Silang Naga, Pulau Karang Subi dan Pulang Karang Mischief dalam 30 hari terakhir.

Departemen Pertahanan AS yang menentang instalasi apa pun fasilitas militer Cina di Laut Cina Selatan, menolak berkomentar. "Kami tidak mengomentari soal-soal intelijen," kata juru bicara Pentagon seperti dikutip Reuters.

Cina tidak mengungkapkan sasaran penggelaran rudalnya namun menyatakan fasilitas militernya di Kepulauan Spratlys adalah murni defensif dan bisa melalukan apa saja seperti layaknya di teritori sendiri.

CNBC melaporkan bahwa rudal jelajah antikapal bernama YJ-12B itu bisa membuat Cina menyerang kapal apa pun dalam radius 295 mil laut. Rudal darat ke udara jarak jauh HQ-9B bisa membidik pesawat, drone dan peluru kendali dalam radius 160 mil laut.